Madinapos.com – Panyabungan.
Wakil Bupati Mandailing Natal HM Jakfar Sukhairi Nasution menerima audiensi pengurus KNPI Madina Bung Onggara Lubis dan kawan kawan diruangannya Rabu (17/7). Pada kesempatan tersebut Onggara menyampaikan laporan hasil pertemuan KNPI Madina dengan Management PT. SMGP KS Orka diwakili Kepala Tehnik Panas bumi (KTPB) Terry Satria dan juga disampaikan beberapa pelanggaran mengenai pipa tanam, rekruitmen tenaga kerja dan beberapa hal lainnya.
Menanggapi pengaduan dari KNPI Madina, Wakil Bupati terlihat sangat terkejut dan berang, ” jika adinda melihat bahwa memang benar telah terjadi pelanggaran diantaranya soal rekruitmen tenaga kerja dan penanaman pipa merusak badan jalan tanpa koordinasi lagi dan terlebih lagi management sangat tidak terbuka kepada masyarakat setempat maka usir saja Terry Satria dari Madina karena kehadirannya sangat tidak bermanfaat”, ungkap Wakil Bupati Madina ini.
“Seperti melakukan penanaman pipa gas yang melintasi bawah badan jalan umum dan bahkan telah melakukan pembongkaran jalan tanpa terlebih dahulu koordinasi dengan pihak pemerintah kabupaten maka itu dikategorikan pelanggaran”, ungkapnya Wakil Bupati menambahi.
Atas kejadian penanaman pipa serta pengrusakan badan jalan, menurut Wabup bahwa pemerintah daerah telah mengadukan pelanggaran tersebut kepada pihak Kepolisian, ” telah kita ambil sikap untuk melaporkannya kepada Kepolisian dan kita berharap dalam waktu dekat ada perkembangan”, pungkas Wabup.
Sementara itu, Onggara Lubis menambahi masukannya bahwa KNPI Madina akan mengumpulkan kembali data tentang kerusakan badan jalan akibat penggalian pipa gas,” kita segera bentuk tim untuk kumpulkan data dan fakta dilapangan tentang beberapa hal kegiatan perusahaan yang dianggap menyalahi aturan seperti pipa, limbah, jalur tegangan tinggi yang belum selesai dan sebagainya”, tutup Onggara.
Berdasarkan penelusuran data melalui google oleh Media ini, KS ORKA telah mengakuisisi proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi 240MW Sorik Marapi di Sibanggor Tonga, Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara sejak tahun 2016 lalu. Perusahaan proyek, PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT.SMGP) , telah bergerak menyelesaikan pekerjaannya dan telah menyalurkan listriknya kepada PLN.
Namun kehadiran perusahaan tercatat telah beberapa kali menimbulkan konflik dengan kelompok masyarakat sekitar, walaupun berhasil dipadamkan namun perbaikan manajemen terbuka yang diharapkan masyarakat, termasuk soal penerimaan tenaga kerja dari masyarakat lokal, persoalan tanggung jawab sosial perusahaan dan komunikasi yang baik dengan pemerintah daerah yang dinilai masih sangat kurang. (Syahren)
