Madinapos – Huta Bargot.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Jendral Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera ll menyelesaikan pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Rawa lll di saluran induk kiri meliputi Hutabargot dan Naga Juang Tahun 2018 di Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara.
Hal tersebut diungkapkan Jusnan Simamora PPK Provinsi melalui Kaslan Dalimunthe Pengawas Utama di Huta Bargot Kamis ( 13/12/2018) sore saat bersama tim yang terdiri dari Humas PT. Dyandra Drs. Jakfar Siddik Nasution, UPL PSDA Provinsi Yusuf Harahap, Zahir Arif dan Yulianto, Camat Hutabargot Indra Gunawan S. Sos, Darwin Rangkuti, Juru Pengairan Kanan Abdul Rasyid Lubis, Juru Pengairan Kiri Mhd Hanafi Tanjung, Sulfan Tanjung, mewakili Dinas Pertanian Sofyan, ST dan Arfan Efendi Penyuluh Pertanian.
Rehabilitasi jaringan irigasi ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan intensitas tanam di wilayah ini, sehingga diperlukan kebijakan mengenai modernisasi irigasi yang dikembangkan melalui lima aspek, diantaranya tingkat keandalan suplai air, keandalan jaringan irigasi, manajemen air, sistem kelembagaan dan sumber daya manusia.
” Untuk itu luas jaringan yang sudah kita rehabilitasi di BGKR ll Humbang 383 H, BGKR ll Mondan 632 H, BGKR ll Pancinaran 106 H, BGKR ll Tersier 121 H, total keseluruhan kurang lebih 1242 H, namun walaupun demikian kami dari Balai Sungai Wilayah Sumatra ll terus meningkatkan pelayanan mengingat masih banyak ditemukan yang perlu di perbaiki lagi di tahun 2019 nanti “, kata Kaslan Dalimunthe.
Satia Muda Harahap Kepala Desa Tambiski menuturkan sangat berterimakasih kepada pemerintah terkait atas terlaksananya perbaikan jaringan irigasi ini karena selama ini petani di desa bercocok tanam ketika musim hujan, pasokan air yang kurang pada akhirnya banyak petani yang mengalihkan persawahan menjadi kebun sayuran.
“Tentu kami berharap dengan adanya perbaikan jaringan irigasi ini maka pasokan air dapat dipertahankan dan bahkan kalau bisa di tingkatkan lagi, agar kedepan petani bisa dapat menggarap sawahnya dengan baik, dan tentunya hal ini menjadi harapan baru bagi petani kami yang sudah lama kami nantikan”, lanjut Kades.
Ditempat terpisah, Tambunan salah seorang petani yang ditemui media ini menuturkan sebelum perbaikan jaringan irigasi tak jarang diantara petani sering cekcok karena saling rebut air untuk kebutuhan sawah.
“Selain itu selama ini kami sangat kesulitan untuk dapat melaksanakan pola tanam bersama, akibat dari pada kurangnya pasokan air karena rusaknya jaringan irigasi ini yang sudah cukup lama dan tentunya dengan terlaksananya perbaikan irigasi maka sawah yang selama ini tidak mendapatkan pasokan air sudah dapat terbutuhi bahkan yang sebelumnya tidak dapat dikerjakan kini sudah dapat digarap lagi”, ungkapnya. (Syahren)