Madinapos.com – Hutabargot.
Sejumlah warga buruh tambang emas di Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara menggelar aksi damai di Desa Hutajulu, sebuah perkampungan yang mayoritas penduduknya adalah penambang tradisional pada Selasa (26/11). Dengan membentangkan spanduk, mereka juga menyampaikan pesan jadi penambang bukan ingin mencari kekayaan namun hanya sekedar berjuang bertahan hidup.
“Kami melakukan ini (sebagai penambang) bukan karena ingin mencari kekayaan seperti mobil mewah dan lainnya, ini hanya semata bagaimana berjuang dan menanggulagi kebutuhan hidup kami dan keluarga”, ungkap Zulkifli Lubis salah seorang penambang emas di Hutabargot.
Zulfikar Lubis juga menuturkan terkait rencana penertiban tambang emas di Madina bagi mereka itu sudah tidak menjadi masalah lagi,” kami juga sangat berharap kehadiran pemerintah untuk membicarakan tentang nasib kami penambang tradisional dan keluarganya, karena kami juga perlu dukungan pemerintah”, ungkapnya.
” Janganlah pemerintah hanya pro dan mendukung perusahaan-perusahaan tambang besar yang ada di Madina, kami juga perlu dukungan diantaranya terkait penerbitan izin tambang rakyat supaya lapangan pekerjaan kami tetap ada dan mampu menutupi kebutuhan keluarga”, sebutnya.
Lain halnya dengan Munar, seorang buruh pikul batu tambang mengaku sudah 10 tahun bekerja disekitar tambang ini, diuraikannya bekerja sebagai tukang pikul diakibatkan tidak adanya lapangan kerja lain untuk menutupi kebutuhan hidup, ditambah lagi harga karet terjun bebas,” mau kerja di tempat lain tidak ada yang mau terima apalagi usia saya 65 tahun dan sudah lanjut kata mereka”, kata bapak tua ini.
Hal senada disampaikan Ahmad Goilan, yang menuturkan sebagai masyarakat penambang tradisional yang sehari harinya untuk mencari makan di areal tambang ini, bukan kita tidak mau ditertibkan dan dibina,” kami juga sangat berharap adanya bimbingan dari pemerintah yang katanya ini ilegal ya bantulah kami agar hal ini bisa dilegalkan”, ujarnya.
” Saya sebagai perwakilan penambang siap mentaati peraturan yang ada kalau memang pemerintah serius dan mau mendegar harapan kami tentang kondisi mata pencaharian kami ini, banyak yang menggantungkan harapan hidup disini, diantara teman teman yang bekerja disini ada beberapa orang yang mantan napi, yang dulunya sebelum ada tambang ini, mereka mencuri dan dipenjara itu karena masalah perut juga, namun disini semua kami terima kembali karena kami sadar itu semua demi kebutuhan hidup semata”, tuturnya.
Kepada media ini, mereka menyampaikan harapannya kepada Pemerintah Kabupaten Madina dan juga Provinsi untuk mengambil langkah yang kongkrit terkait masalah pertambangan tradsional ini, serta membantu mereka mencari solusi terbaik yang adil dan tidak hanya untuk kepentingan sepihak saja, semoga.(Liputan Syahren)