Madinapos.com, Panyabungan – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Mandailing Natal (Madina) nomor urut 2, H. Saipullah Nasution-Atika Azmi Utammi Nasution (SAHATA) melontarkan gagasan untuk mendongkrak penghasilan dari perkebunan karet di Madina. Di antaranya dengan peremajaan dan diversifikasi serta mendatangkan investor perkebunan karet dari luar Madina.
Paslon SAHATA menyampaikan gagasan itu untuk menjawab pertanyaan mengenai langkah strategis dan konkrit dalam meningkatkan produktivitas dan menyejahterakan petani karet apabila terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Madina. Pertanyaan ini muncul saat debat publik yang diadakan KPU di Hotel Sapadia Gunungtua, Padanglawas Utara (Paluta), Kamis (14/11/2024) lalu.
Panelis pada debat publik itu menyatakan harga jual karet cenderung stagnan rendah di pasar lokal maupun di pasar internasional.
Menanggapi persoalan itu, Cabup Madina nomor urut 2 H. Saipullah Nasution secara tegas dan jelas menyatakan Paslon SAHATA nantinya melakukan revitalisasi di bidang perkebunan karet dengan melakukan peremajaan kebun karet.
” Dengan harapan peremajaan ini akan bisa mengganti karet-karet yang sudah tua menjadi karet yang muda, sehingga menjadikan produktivitasnya semakin meningkat,” jelasnya.
Ketua Umum DPP Ikatan Keluarga Nasution (IKANAS) ini menerangkan jika terpilih, SAHATA akan menggandeng investor dari luar Madina yang ingin berinvestasi untuk mengembangkan perkebunan karet, sehingga menjadi suatu peluang yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.
Dia mencontohkan, SAHATA mencoba mengusulkan diversifikasi atau mengolah karet menjadi bahan tambahan pembuatan aspal, sehingga menghasilkan produk aspal karet yang berkualitas dan harga karet bisa semakin tinggi.
” Maksud kami, selama ini karet ini hanya semata-mata dijual untuk kebutuhan industri karet. Namun, kedepan mungkin perlu kita wacanakan agar karet ini sebagai bahan tambahan pembuatan aspal, sehingga aspal ini lebih kuat dan lebih tahan lama. Ini juga sejalan dengan peningkatan kualitas infrastruktur,” tegasnya.
Sekadar informasi, berdasarkan data BPS tahun 2024, luas areal tanaman karet rakyat mencapai 63.842 hektare dengan produksi 52.823 ton. Sedangkan tanaman kelapa sawit dengan luas 19.372 hektare dengan produksi 326.911 ton pada tahun 2023.
Produktivitas tanaman kelapa sawit mencapai 16,8 ton per hektare per tahun. Sebaliknya, produktivitas tanaman karet 0,8 ton per hektare per tahun dengan harga jual yang cenderung stagnan rendah di pasar lokal maupun di pasar internasional.
Ironisnya, dengan gambaran yang demikian, hasil tanaman karet masih menjadi tumpuan sumber pendapatan petani di hampir 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Madina.
(SAHATA Media Center).