Madinapos.com – Padang Lawas.
Proyek Multi Years Contract (MYC) senilai Rp. 170 miliar yang dialokasikan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) untuk pembangunan jalan sepanjang 30 km di wilayah Kabupaten Padanglawas (Palas), sempat tertunda kini pengerjaannnya dikebut, namun terkesan amburadul.
Pantauan LSM dari Lembaga Pengawasan Reformasi Indonesia (LPRI) Kabupaten Palas bersama beberapa awak media lainnya di lokasi pengaspalan, di Kelurahan Pasar Sibuhuan, Lingkungan VII Batang Taris, sejak Rabu hingga Jumat dinihari (2 -4/08/2023) mengisyaratkan keraguan kualitas jalan tersebut.
Wakil Ketua LPRI, Riswan Efendi Nasution mengungkapkan sesuai pantauan pengamparan base diduga kurang volume terlihat sebab pada ketebalan base. Kemudian Hotmix diduga kurang volume hal itu terlihat dari ketebalan hotmix sendiri.
“Penghamparan base pada akhir tahun 2022 sempat terhenti pengerjaannya. Kita sama-sama mengetahui Lingkungan VII Batang Taris pernah dilanda banjir dan setahun dibiarkan pengerjaannya sehingga base di beberapa titik sudah hilang dan tinggal aspal lama. Jadi bagaimana mungkin pengaspalan tersebut dikebut hanya dalam semalam saja”, katanya.
“Berdasarkan pantauan kita, usai base dihamparkan kemudian digilas beberapa kali dan langsung dihotmix padahal kondisi base masih keadaan basah”, tambahnya.
Riswan menegaskan, agar pekerjaan proyek tersebut jangan dianggap sepele, sebab menurutnya yang merasakan jalan itu bukan kontraktor atau UPTD Gunungtua melainkan masyarakat Palas apabila proyek ini di kerjakan asal jadi saja.
” Pengaspalan dikebut boleh saja namun tetap mengutamakan kualitas dan ketahanan jalan tersebut. Sebab bukan kontraktor ataupun UPTD Dinas Bina Marga dan Bina Rekonstuksi Gunung Tua melainkan kami masyarakat Palas yang akan menggunakan dan merasakan jalan ini,” ucapnya tegas.
Sementara itu, pengawas proyek yang mengaku bermarga Sinaga saat ditemui dilokasi pengaspalan di Batang Taris mengklaim bahwa pekerjaan yang mereka lakukan sudah sesuai aturan,” Pekerjaan kita sesuai aturan kok bang, saya juga menjamin jalan itu akan tahan lama,” ucap Sinaga.
Namun ketika ditanya aspal ini akan bertahan berapa lama, namun Sinaga tidak bisa memastikan dan mengaku bahwa silahkan menghubungi kontraktor atas nama Rahman.
Sinaga yang mengaku sebagai pengawas dari PT Pijar Utama hanya pekerjaan untuk bagian hotmix saja kalau untuk base ia tidak tahu menahu.
Ditanya lagi apakah sebelum melakukan pengaspalan mereka terlebih dahulu mensurvei lokasi,” Kami survei kok, Namun abang paham lah kondisi di sini kan gak kondusif, soalnya batang taris kan yang sempat demo kemaren bang, jadi saat mensurvei kami tidak turun dan memantau dari mobil aja,” ucapnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa sudah koordinasi dengan pihak PU terkait cara kerja jalan tersebut, namun ketika ditanya PU mana ? ia enggan menjawab.
Sementara itu, Kepala UPT Bina Marga Gunung Tua Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi, Rasuli Siregar saat dikonfirmasi tak menjawab, namun pesan tersebut dibaca, dan akan diberitakan selanjutnya jika ada konfirmasi.
Penulis : A Salam Srg.