Madinapos.com – Panyabungan.
Dahlan Batubara, Jurnalis yang juga merupakan pemerhati budaya mandailing mengatakan sangat perlu Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal membuka akses informasi situs sejarah yang di kabarkan ditemukan di Wilayah Pegunungan Dolok Malea Desa Gunung Tua Kecamatan Panyabungan.
“Saya sudah lama mendengar dari warga
beberapa kali orang asing dan kabarnya dari Jerman yang mendatangi kaki Dolok Malea dibantu penduduk Desa Sopobatu sebagai penunjuk jalan. Saya dengar informasinya ini diduga adalah arkeolog yang menuju lokasi tersebut, apakah mereka ahli sejarah atau hanya sekedar mengunjugi area tersebut, saya pikir akses informasi di Dolok Malea harus di buka ke publik”, ungkapnya saat berbincang pagi di Coffeshop Hotel Rindang Panyabungan, Jumat (24/2) pagi.
Ia juga menceritakan Wilayah Gunung Dolok Malea masih berada di hutan Desa Gunungtua, Kecamatan Panyabungan, untuk menuju lokasi waktu tempuh ke kaki Dolok Malea berdurasi sekitar 15 jam dari pemukiman Desa Gunung Tua Julu. Bisa juga ditempuh dari kawasan Gunungtua Lumban Pasir atau dari Desa Sopobatu.
Berdasar informasi dari warga Gunung Tua, dilokasi tersebut juga ditemukan goa dan dimulut goa tersebut memiliki satu patung wanita berambut kepang dua, 1 patung seperti bidak catur kastel, 1 patung ayam jantan. Goa itu menghadap sebuah paya atau danau kecil. Paya itu dikelilingi tanaman rotan dan dihuni banyak ayam hutan.
Menurut informasi sejarah, kaki Dolok Malea adalah jalur migrasi penduduk Mandailing Godang menuju Pantai Timur (Selat Malaka) sejak era 1820 menuju tanah Semenanjung (Malaysia). Ini memberi indikasi Dolok Malea ini telah menjadi jalur lintas masa abad 8 hingga 16 Masehi.
” Apalagi jika berdasar cerita cerita lisan bahwa kaki Dolok Malea juga menjadi jalur pengunsian rombongan Sutan Parampuan menuju kawasan Pasir Pangarayan pasca kekalahan pada perang Padang Galugur”, paparnya.
Ia juga menceritakan fakta pernah ada pemukiman di hutan arah timur Gunung Tua pada masa lalu, pemukiman itu disebut Arse. Arse ini diperkirakan berwaktu tempuh sekitar 10 jam ke arah kaki Dolok Malea.
” Pada masa tahun 1960-an banyak ditemukan benda peninggalan era Hindu Budha di kawasan Arse, seperti piring keramik, gelang, kalung dan lainnnya, inilah yang menjadikan alasan observasi itu penting dilakukan di wilayah Dolok Malea, sehingga bermanfaat bagi dunia pendidikan dan menguatkan sejarah tanah mandailing”, simpulnya. (Rilis/Am)