Madinapos.com – Panyabungan.
Jaringan Masyarakat Pemantau Kepolisian (JAMPI) Sumut dan Pergerakan dan Kader Nahdlatul Ulama (PKNU) Sumut dengan Polres Mandailing Natal menggelar Diskusi Publik Antara Penegak Hukum dan Viral di Media Sosial Untuk Mengembalikan Kepercayaan Publik Kepada Polri.
Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Pesat Gatra Polres Mandailing Natal Rabu (19/10) ini dihadiri narasumber Zakaria Rambe, SH Ketua JAMPI Sumut, Aulia Andri Ketua PKNU Sumut, Sofyan Akbar Jurnalis Tribun, Kapolres Madina diwakil Kabag. Ops, Organisasi Mahasiswa, PWI Madina, SMSI, Madina Pos dan PJU Polres Madina.
Aulia Andri, Ketua PKNU Sumut yang merupakan pegiat digital campain mengatakan harus mengakui saat ini trend tentang kepolisian sangat turun,” kita dengan rekan – rekan pers cukup prihatin, apalagi ada yang sebut no viral no justice, hal ini juga membuat kita cukup prihatin disamping banyak lagi yang sedang dihadapi”, ungkap ahli digital campain ini.
“Saya melihat, pasti ada sesuatu yang sangat penting jika sampai Presiden harus memanggil semua Kapolda dan Polres ke Istana, ini adalah kasih sayang kepala negara kepada institusi kepolisian saat ini”, ungkapnya.
Sementara itu Ketua JAMPI Sumut, Zakaria Rambe, SH menceritakan berbagai fenomena ruang digital saat ini yang bisa dipergunakan oleh berbagai kepentingan dan bisa diakses dimanapun telah juga menciptakan pergerakan,” seperti pemikiran tentang kepolisian kalau tidak viral maka tidak akan diurus, isue ini juga harus diatasi sedapat mungkin”, ungkap .
“Tugas pokok poilisi itu menciptakan rasa aman, kepolisian itu adalah rakyat yang karena undang – undang diberi tugas melakukan penegakan hukum”, sebut Advokad Angģota Dewan Kehormatan KAI Sumut ini.
Sofyan Akbar, Jurnalis Tribun Medan mengupas belakangan ini masyarakat kita hampir menyungkai berita tentang kepolisian. Ia mengatakan berdasarkan pantauan media juga saat ini berita kepolisian mendapatkan berbagai renspon dari masyarakat pembaca,. Sayangnya terkadang berita itu tidak akurat dan didapat dari media sosial yang tidak berimbang.
“Belakangan juga wartawan yang menyuguhkan berita dengan baik, tapi kalah pulak dengan warga net yang mempergunakan medsos, tidak bisa dipertanggungjawabkan atau terkadang hoaks”, sebutnya.
Ia juga mengajak semua audiens untuk bersedia berdiskusi sebagai bagian dari masyarakat untuk memberikan kontribusi pemikiran kepada institusi kepolisian.
Acara juga diselingi dengan diskusi dengan nara sumber. (Am / Hampas)