Madinapos.com – Panyabungan.
Bocah berumur 9 tahun bernama Muhammad Raihan Lubis diduga penderita penyakit Autoimun, warga Desa Kampung Padang, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Madina dijemput pihak RSUD Panyabungan untuk diobati semaksimal mungkin.
Putra dari pasangan Gustina Siregar (36) dan Sabaruddin Lubis (47) ini tiba di RSUD Panyabungan, Senin (26/9/2022) pukul 09.30 WIB melalui penjemputan tim medis.
Menurut pengakuan sang Ibu saat ditemui Media ini di ruangan rawat inap RSUD Panyabungan. Penyakit yang dialami anaknya ini sejak berusia 4 hari. Usaha yang mereka tempuh untuk pengobatan anaknya belum cukup maksimal akibat keterbatasan biaya berobat.
Gustina mengaku, sang kakak dari Raihan juga mengalami penyakit yang sama, namun saat usia 4,5 bulan telah meninggal dunia. Pada saat mengandung dua orang anaknya tersebut, perempuan lima orang anak ini mengaku badannya terasa panas. Lain dengan tiga orang anak lainnya yang lahir normal hingga sekarang.
Gustina mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah telah peduli atas nasib putranya itu. Ia berharap pengobatan dilakukan secara maksimal.
” Beberapa kali kami berhenti berobat. Dengan keterbatasan biaya operasional, sempat berhenti,” ungkapnya.
Gustina juga mengaku mereka sekeluarga memiliki BPJS Kesehatan.
Direktur RSUD Panyabungan, Dr. Rusli Pulungan menerangkan bahwa pengobatan Raihan akan ditanggung oleh pemerintah daerah apabila obat yang dibutuhkan tidak ditanggung BPJS.
Nama penyakit yang dialami oleh Raihan, kata Rusli secara diagnosis pihaknya masih menelusuri meskipun penyakit tersebut bisa dikatakan Autoimun.
Tahap pengobatan sementara, RSUD Panyabungan sedang merawat Raihan sembari berkerja sama dengan dokter anak yang menangani terkait tekhnis untuk menempuh jalur pengobatan lebih maksimal.
” Secepatnya kita akan bekerjasama dengan dokter anak. Jika bisa dilakukan pemeriksaan pengiriman sampel pemeriksaan, maka kita akan tempuh jalur itu dengan cara bekerja sama dengan Prodia dan labolatorium yang mumpuni memeriksa ini,” katanya.
Rusli menyebut, apabila hasil sampel yang dikirim sudah keluar dan menghasilkan diagnosa pasti, tentu pihaknya akan melihat apakah pengobatan akan dilanjutkan di RSUD Panyabungan atau dirujuk ke rumah sakit yang bisa menangani penyakit tersebut.
” Kenapa demikian, kalau kita rujuk sekarang, tentunya memakan waktu yang lama. Kalau bisa sampel dikirim, kita tunggu hasilnya saja, baru setelah keluar diagnosa baru kita putuskan mau ditangani bagaimana,” jelasnya.
Menurut pandangannya, penyakit yang diidap oleh Raihan dalam pengobatan akan berlangsung lama. Tentu pihaknya dan Puskesmas setempat akan melakukan pendampingan soal perawatannya di rumah.
Namun, Rusli menyebut penyakit tersebut tidak masuk dalam kategori penyakit menular. Namun bawaan badan sendiri.
” Tidak usah takut apabila kita berkunjung, ini tidak termasuk penyakit menular,” imbuhnya.
Dokter spesialis telinga, hidung dan tenggorokan ini menjelaskan perhatian pemerintah dalam menangani bidang kesehatan di Madina sudah cukup besar.
Penilaian yang disebutkan Rusli ini melihat dari beberapa program diantaranya BPJS KIS yang dibayar oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Kemudian ada juga program dari pemerintah provinsi yaitu program non register melalui aplikasi Simanjanone. Penerima bantuan tersebut masuk pada kalangan yang tidak tertampung di BPJS.
Program Baznas juga cukup meringankan beban pasien kurang mampu, meskipun dana keseluruhan tidak ditanggung. (Suaib)