Madinapos.com – Panyabungan.
Mukhlis atau dikenal sebagai Raja Sibanggor, salah seorang tokoh masyarakat dari Desa Sibanggor Julu Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal mengatakan sangat mendukung rekomendasi RDP Komisi VII DPR RI yang dilaksanakan, Kamis (17/3) lalu, terkait insident kembali bocornya gas beracun yang mengakibatkan 58 orang dirawat.
Ia juga mengatakan pertemuan yang dihadiri 32 Anggota DPR RI, Dirjend EBTKE Kementerian ESDM, PT. Sorik Marapi Geothermal Power, PT. Geo Dipa Energi (Persero) membahas terkait terjadinya kebocoran gas H2S disekitar Wilayah Kerja Panasbumi (WKP) salah satunya yang diadukan terkait PT. Sorik Marapi Geothermal Power.
“Kita terus mengikuti perkembangannya, alhamdulillah pada kamis kemarin telah dilakukan RDP Komisi VII DPR RI, salah satu rekomendasinya adalah mendesak Dirjend EBTKE Kementerian ESDM turun melakukan audit investigasi ke PT. Sorik Marapi Geothermal Power”, ungkapnya Kamis (30/3).
Raja juga menjelaskan, Komisi VII mendesak Dirjend EBTKE Kementerian ESDM, melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi dimasa mendatang,” Komisi VII juga mendesak Dirjend EBTKE agar memastikan perusahaan memiliki fasilitas K3, unit layanan kesehatan, terutama untuk penanganan resiko bagi pekerja dan masyarakat sekitar”, paparnya.
Ketika ditanya media ini terkait hilang dan ditemukannya kembali Detektor H2S PT. SMGP di Sibanggor Julu, Raja mengatakan sangat menyesalkan kejadian tersebut,” kita semua harus beritikat baik menyelesaikan insiden ini, kami minta jangan ada yang disembunyikan atau upaya lain yang terindikasi dapat mengaburkan informasi yang seharusnya didapat semua pihak”, ungkapnya.
“Jika benar ada upaya menghilangkan bukti dengan sengaja maka patut kita minta pihak kepolisian mengusut pelaku dan membuka hasilnya ke publik”, tutupnya. (red)