Madinapos.com – Panyabungan.
Tercatat ada beberapa kali tragedi yang terjadi sejak kehadiran PT. SGMP (Sorik Marapi Geotermal Power) di wilayah Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal. Tragedi tersebut berupa hilang 5 nyawa akibat kebocoran H2S, ditambah 2 nyawa tenggelam di Welped C Sibanggor Jae, serta 58 orang diduga kuat juga terpapar gas beracun dan terpaksa mendapat perawatan medis.
Hal itu disampaikan Ahmad Gong Matua selaku tokoh masyarakat Sibanggor kepada media ini saat berdiskusi sejarah kehadiran PT. SMGP di Wilayah Sibanggor, Minggu (20/3). Ia juga mengakui selain tragedi hilangnya nyawa anak manusia, ada beberapa insiden lingkungan yang terjadi sehingga membuat masyarakat kurang nyaman berdanpingan dengan perusahaan ini.
” Bukan hanya itu, kekurangnyamanan masyarakat sekitar Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), diantaranya debu yang beterbangan, sumber air yang tercemar serta atap rumah penduduk mudah kropos, sayangnya pihak perusahaan kurang peduli dan anggap enteng dengan persoalan masyarakat sekitarnya”, paparnya.
Ia juga menjelaskan pihak perusahaan tidak pernah transparan dalam pengelolaan lingkungan hidup, tentang berapa banyak anak sungai atau air permukaan yang dipergunakan, air bawah tanah, galian C itu semua sumber pajak daerah. Ia melihat akses untuk mengetahui itu saja tidak mudah bagi pemerintah daerah apalagi masyarakat.
“Contohnya, apakah pernah ada pengujian kualitas air yang dikonsumsi masyarakat sejak hadirnya perusahaan ini, apakah itu yang berasal dari sumber mata air permukaan atau air bawah tanah, kejadian banjir dan longsoran tanah menutupi sawah dan kolam ikan masyarakat, semua itu merupakan dampak lingkungan yang kurang diantisipasi dengan baik”, sebutnya.
Ia juga membeberkan persoalan tenaga kerja dari putra daerah yang kurang mendapatkan prioritas,” putra daerah kurang mendapat prioritas, padahal generasi muda kita yang siap kerja di Mandailing Natal itu cukup banyak, kenapa harus mendatangkan pekerja dari luar daerah, bukankah investasi ini juga harus bermanfaat bagi masyarakat sekitar diantarannya tertampungnya anak negeri ini untuk bekerja”, bebernya.
“Saya pikir cukup banyaklah persoalan di Puncak Sorik Marapi sejak kehadiran SMGP, dahulu nyaman sekarang kurang aman, dahulu kami adalah penduduk yang hidup rukun dan damai namun sekarang selalu terjadi persoalan, maka seharusnya lah Pemerintah Pusat mengevaluasi keseluruhan kehadiran perusahaan ini di Sibanggor”, tutupnya. (Red)