Madinapos.com – Tapsel.
Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), H Dolly Pasaribu, SPt MM, menyampaikan bahwa di dunia kemasyarakatan, gelar sarjana yang disematkan universitas ke mahasiswa itu belum cukup. Jika ingin raih kesuksesan, maka alumni-alumni universitas harus mampu mengimplementasikan ilmu-ilmu yang sudah di dapat selama menimba ilmu di bangku kuliah.
“Hari ini, boleh jadi kawan-kawan bangga, digeser topi toganya (diwisuda). Tapi kawan-kawan mesti ingat, untuk menarik dunia kerja maupun di masyarakat kawan-kawan harus mampu memberi manfaat dan nilai tambah sebagai implementasi dan praktik ilmu yang didapat selama di kampus,” ujar Dolly di acara wisuda sarjana Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan (UGNP) periode ke-XXXII di aula Kampus 3 UGNP, Kota Padangsidimpuan, Sabtu (29/5).
Jujur, kata Dolly, dirinya mengaku sedih ketika ada beberapa lulusan universitas yang menghubunginya lewat pesan singkat WhatsApp (WA) untuk meminta pekerjaan. Yang lebih menyedihkan, orangtuanya yang mencarikan kerja bagi anak-anaknya. Menurut Dolly, jika seorang lulusan kuliah, baik swasta ataupun negeri jika dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat selama di universitas, maka boleh jadi ia yang akan menciptakan lapangan kerja.
Dolly bercerita, dirinya mengaku pernah dititip pesan oleh Prof. Bomer Pasaribu yang merupakan guru besar di beberapa universitas bergengsi di Indonesia untuk bisa menjalin hubungan baik dengan UGNP dan supaya bisa mengangkat dunia pendidikan di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel). Prof. Bomer, lanjut Dolly, menginginkan supaya UGNP kualitas maupun akreditasnya harus semakin baik.
“Tentulah caranya dengan mengirimkan dosen-dosen UGNP untuk belajar membuka wawasan, tidak hanya di Indonesia, namun dapat terbuka ke mana-mana sehingga kualitasnya semakin baik, begitu juga lulusan UGNP sarjana strata satu, tidak cukup sampai disitu kalau boleh melanjutkan kuliah sampai strata tiga di luar negeri.” imbuh Dolly.
Pihaknya mengaku, siap memfasilitasi UGNP dengan dunia pendidikan luar, sebagaimana beberapa waktu lalu, ia mempertemukan universitas luar negeri dengan USU. Namun demikian, perlu diskusi lebih lanjut dengan pihak UGNP untuk memajukan universitas tersebut. Sebab, dirinya tak mungkin bisa wujudkan hal itu seorang diri.
Bila perlu, tegasnya, UGNP dijadikan leading sector (sektor terkemuka) bagi universitas-universitas yang ada di Tabagsel. Meski keadaan di dunia pendidikan itu sangat pesat perubahannya, namun hal itu bisa diatasi jika dibarengi dengan keyakinan dan semangat gotong-rotong dalam komunal, saling menggali dan mengedepankan potensi dan dituangkan dalam wadah kampus UGNP sehingga orang-orang bisa tertarik untuk menimba ilmu di UGNP kelak.
Saat ini, Dolly menggambarkan, produksi sektor pertanian di Kabupaten Tapsel sangat baik. Namun, dia tidak ingin hanya sampai di situ saja. Ke depan, Dolly menginginkan tata kelola, manajemen mutu, dan distribusinya juga harus lebih baik.
Seperti diketahui bersama di Batang Angkola Narobi (seputar kecamatan Angkola Muara Tais sampai kecamatan Tano Tombangan Angkola) merupakan penghasil padi terbaik di Sumut. Namun akibat dari permainan harga, para petani di sana turut menderita karena hasil penjualan padinya tak seperti yang diharapkan. Jika sistem manajemennya diperbaiki, tak menutup kemungkinan hasil panen padi tersebut bisa menembus hingga ke luar Sumut atau bahkan mancanegara, pastinya hal itu akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat Tapsel.
Sementara, Rektor UGN Padangsidimpuan, Drs Mohd Arifin, MPd, mengucapkan selamat kepada 391 orang wisudawan/wisudawati yang mulai hari ini secara resmi telah berhasil menyelesaikan proses pendidikan formal lengkap dengan segala bentuk evaluasi didalamnya.
Tidak lupa, ia juga mengucapkan terima kasih kepada orangtua wisudawan/wisudawati yang telah mempercayakan pendidikan putra-putrinya di UGNP dan mohon maaf apabila selama mendidik putra-putri bapak/ibu masih terdapat banyak kekurangan.
“Pada wisuda periode ke-XXXII itu, pihaknya turut mewisudakan 391 orang mahasiswa. Yang terdiri dari 89 orang dari Fakultas KIP, 146 orang dari Fakultas Ekonomi, 95 orang dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, 25 orang dari Fakultas Pertanian, dan 36 orang dari Fakultas Teknik.”
Rektor juga menginformasikan bahwa UGNP memiliki 5 Fakultas dan 15 program studi. Dalam kurun waktu 35 tahun berdiri atau sejak 11 Maret 1985, UGNP telah hasilkan sarjana sebanyak 9.798 orang. Untuk itu, Rektor berharap, kiranya seusai diwisuda, para alumni dapat mengharumkan nama UGNP dan tidak melupakan almamater, harap Arifin. (Sayuti)