Madinapos.com – Panyabungan.
Suara riuh anak-anak terdengar ramai disebuah rumah yang dijadikan tempat belajar atau les privat di Desa Salambue Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Dialah, Samsi guru les privat dibantu Mahasiswi UINSU Aminda membantu anak-anak desa tersebut untuk terus belajar dan mendapat keceriaannya bersama walau dalam situasi Pandemi Covid-19 ini.
“Kalau dikota ya sistem Kegiatan Belajar Mengajar nya sudah online, karena fasilitas mendukung, namun kalau di desa ini, sangat jarang orang tua yang memiliki handphone android dan pengetahuan orang tua kadang masih minim terkait sekolah online, internet dan turunannya” ujarnya Samsi pada jurnalis madinapos yang datang mengunjungi desa tersebut Kamis (19/11) sore.
Samsi juga menguraikan sejak April dan Juli dirinya melihat anak-anak di desa mereka banyak menghabiskan waktu dengan bermain, untuk itu sejak awal Agustus 2020 lalu dimulailah kegiatan les privat gratis dan ternyata antusias anak-anak untuk belajar terus meningkat. Ini terlihat dari jumlah anak yang ikut belajar mulai dari 6 orang-10 orang-15 orang-30 orang dan pernah mencapai 40 orang anak,“kami tidak membatasi jumlah siswa yang ingin belajar karena menurut kami, belajar adalah hak anak dan hak siswa walaupun dengan ruangan serta keberadaan guru yang terbatas”, ungkap guru yang baru berusia dua puluh enam tahun ini.
“Saya merasa dengan tidak sekolah ada dampak yaitu ketinggalan mata pelajaran, seperti anak-anak yang baru masuk kelas 1 Sekolah Dasar (SD), dan kelas 2 SD masih rentan lupa dan akan mengalami kesulitan materi Calistung (Baca Tulis Hitung), sedangkan kelas 6 perlu persiapan untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP), atau anak kelas 3 SMP memasuki SMA dan seterusnya”, papar Alumni Mahasiswa S2 Agribisns IPB ini.
Samsi juga mengatakan materi yang diajarkan bersifat umum standar belajar anak sekolah, namun fokus penguatan pada dua pelajaran yaitu bahasa Inggris dan Matematika, serta disetiap sesi belajar dalam seminggu, anak-anak disisipkan game yang memicu nalar, imajinasi, serta meningkatkan percaya diri anak,“Kami menyadari, tidak semua murid mendapatkan full of control dari Guru, kendati demikian kami konsisten memberikan 1 materi baru setiap pertemuan”, sebutnya.
Pendiri Avicenna, edu Course and Private ini juga menguraikan ada keterbatasan ruangan dan guru, serta sedikit kesulitan dalam Study Management untuk les gratis ini, tapi meski ramai dan sulit untuk kondusif, anak-anak tetap semangat belajar dan hadir 3 kali seminggu,“Alhamdulillah, mengajar anak-anak desa ini tidak dilakukannya sendiri, tetapi bersama rekan mahasiswanya yang juga warga desa setempat.saya ditemani saudari Aminda, dia Mahasiswa UINSU semester pertama yang juga kuliah online, Aminda sukarela membagi ilmunya pada anak-anak”, tambahnya.
Samsi juga menghimbau agar Pemerintahan Desa harus turut andil menyelesaikan masalah pendidikan anak disituasi ini agar tidak terjadi kesenjangan pengetahuan anak di perkotaan dan desa,“ya pendidikan ini kan tanggung jawab bersama, meski amanah terbesar ada pada pemerintah, namun kami sebagai mahasiswa bisa membantu walau sebatas ini, dan saya harap mahasiswa-mahasiswa didesa lain pun harus punya gairah untuk membantu anak-anak yang tidak dapat sekolah karena pandemi”. tutup Nursamsi, SP. MSi. (Syahren)