Madinapos.com – Medan.
Riki Wijayadi, Owner Lopo Coffe dari Pidoli Kota Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal dan menjadi pengisi salah satu stand di Festival Kopi Sumatera Utara 2019 di Pelataran Parkir Kantor Gubernur Sumut Jl. Diponegoro mengatakan bahwa Kopi Arabika Madheling saat ini sudah menemukan kembali citarasanya yang khas dan unik yang digemari banyak pencinta kopi sejati. Petani kopi generasi millenial di Kabupaten Mandailing Natal asal kopi Mandheling saat ini menyadari untuk menyediakan bulir-bulir biji kopi yang berkualitas harus memenuhi standart tertentu diantaranya penetuan lokasi tanam, bibit berkualitas, perawatan hingga pengolahan pasca panen.
Sambil menuangkan satu cup kecil V60 untuk diseruput pengunjung dan jurnalis media ini Minggu (28/4) sore, penyeduh muda yang baru saja melepaskan masa lajang ini kembali menguraikan generasi petani kopi millenial di Kabupaten Mandailing Natal tak perlu khawatir soal pasaran dan harga kopi Mandheling,” banyak yang berminat, apalagi bisnis kaffe saat ini menjamur dan ada disetiap sudut kota di nusantara ini, saya yakin masih banyak permintaan pasar akan kopi Arabika Mandheling yang belum dapat kita penuhi, itu adalah sebuah peluang yang masih terbuka”, ungkap Riki pemilik instagram @lopo_mandhelingcoffe dan fb. LOPO Mandheling Coffe ini.
“Namun perlu diingatkan untuk selalu menjaga kualitas dan standart mutu pengolahan biji kopi yang baik sehingga nama besar kopi Arabika Mandheling dan keyakinan para pecinta kopi tetap terjaga dan bisnis pasti berlanjut”, ungkapnya sambil menuangkan V60 cup kedua untuk penulis berita ini.
Riki kembali menjelaskan kepada pengunjung stand Lopo Coffe bahwa di Wilayah Kabupaten Mandailing Natal ada beberapa titik lokasi penanaman perkebun kopi milik warga petani yang saat ini mulai tumbuh dan berkembang, ” dari yang selama ini sudah cukup dikenal di Mandailing Natal seperti Pakantan atau Simpang Banyak, saat ini sudah ada Kopi Arabika Mandheling dari Pagur dan Sopotinjak, saya yakin dengan standar kualitas yang baik akan selalu berterima di masyarakat pecinta kopi”, ungkapnya sambil perlihatkan sampel yang sudah dipersiapkan.
Terakhir, Riki mengharapkan agar pemerintah daerah dan provinsi terus melakukan pendampingan khususnya kepada petani muda yang berani meraih peluang dengan membuka perkebunan kopi di Mandailing Natal untuk terus maju dan berkembang sehingga perlu didukung melalui berbagai program penyuluhan dan pelatihan,” juga dibutuhkan bertukar pengalaman dengan berkunjung ke wilayah yang sudah berkembang, memberikan bantuan peralatan pasca panen atau bahkan mungkin dukungan permodalan, saya yakin kita bisa dan Kopi Arabika Mandheling Berjaya”, tegasnya.(Alqaf)