Madinapos. com – Puncak Sorik Marapi.
Perkampungan Desa Sibanggor Julu Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kebupaten Mandailing Natal adalah salah satu perkampungan nuansa tradisonil berusia tua dan unik, hampir 60 persen atap rumah panggung di desa ini beratapkan ijuk pohon enau. Lingkungannya terasa damai, udaranya bersih dan penduduk yang mayoritas petani ini sangat ramah dan mudah berkomunikasi dengan siapa saja pengunjung yang datang.
Perkampungan Desa Sibanggor Julu ini hanya berjarak 18 Km dari Ibukota Kabupaten Madina atau Panyabungan, dekat dengan Gunung Berapi Aktif dan merupakan gerbang pendakian Puncak Sorik Marapi Taman Nasional Batang Gadis. Memiliki udara yang sejuk khususnya malam hari dengan pemandangan alam suasana pertanian dan deretan rumah beratapkan ijuk.
Bukan tanpa alasan kenapa dahulu perkampungan ini mayoritas penduduknya membangun rumah menggunakan atap ijuk. Karena memang sangat dekat dengan Gunung Berapi Aktif (Puncak Marapi) sehingga udara dan hujan yang turun mengandung zat belerang yang dapat memperpendek usia atap terbuat dari seng.
Lobe Maraset, salah seorang Hatobangon atau tokoh masyarakat setempat mengakui ada keuntungan menggunakan atap ijuk dibanding atap seng,” dengan menggunakan atap ijuk bisa tahan selama 60 tahun sedangkan penggunaan atap seng paling lama 5 tahun, itu disebabkan uapan belerang membuat atap seng cepat berkarat dan mudah rusak”, tuturnya kepada Madina Pos yang meliput perkampungan ini Sabtu (27/10/2018).
Menurut Lobe Maraset saat ini mereka kesulitan mendapatkan ijuk dikarenakan pohon enau sebagai sumbernya sudah jauh berkurang,” hanya sekitar 60 persen dari 335 KK penduduk desa ini saja saat ini yang bertahan menggunakan atap ijuk karena bahan baku yang sudah berkurang”, lanjutnya.
Hatobangon ini juga menceritakan bahwa wisatawan sering ke desa ini baik lokal maupun mancanegara untuk menikmati sejuknya suasana alam daerah sini khususnya bila malam hari, atau sekedar jalan-jalan dan mengambil gambar pemandangan rumah atap ijuk saja. Dinas Pariwisata Pemkab Madina juga pernah mencanangkan program wisata ke desa ini hanya saja belum terealisasi.
“Tentunya kami sangat mendukung jika daerah ini dijadikan tempat kunjungan wisatawan dan bahkan kita bersedia mengembalikan sebangian atap seng rumah warga ke atap ijuk agar lebih menarik, kami siap asal semua yang datang dapat menyesuaikan diri dengan tradisi penduduk disini”, pungkasnya. (Syahren)