Madinapos.com – Ulu Pungkut.
“ Teman – temanku yang manis, kami harus pergi, jauh sekali. Tapi jangan khawatir temanku, kami tidak apa-apa karena kami pergi bersama. Kalian tidak boleh ikut temanku, kalian harus tetap tinggal untuk bercerita kepada orang-orang bahwa disini, sungai kecil bening berbatu ini adalah tempat kita bermain dan bernyanyi. Bahwa sungai mungil ini adalah tempat kita bercanda dan bercerita tentang cita-cita. Dan dari sungai ini jugalah kami harus meninggalkan kalian semua. Selamanya”.
Demikian untaian puisi dari seorang guru sebagai ungkapan kepiluan atas meninggalnya 12 orang anak-anak hebat Desa Muara Saladi yang ditujukan kepada teman-teman mereka yang saat ini masih tinggal di lokasi pengungsian di Kantor Camat Ulu Pungkut Desa Huta Godang Kecamatan Ulu Pungkut.
Bencana Banjir Bandang yang melanda Desa Muara Saladi khususnya dan Madina secara keseluruhan telah menyisakan duka dan kepiluan hingga kemudian melahirkan empati yang luar biasa dari seluruh masyarakat Kabupaten Mandailing Natal, dari masyarakat Sumatera Utara, Sumatera Barat dan warga Madina yang ada di perantauan. Hampir setiap hari bantuan dan donasi datang silih berganti, dari berbagai komunitas, lembaga sosial, anak sekolah, LSM, Organisasi, Perwiritan kau ibu dan bahkan menantu Presiden RI Boby Nasution datang langsung ke lokasi bencana.
Dan hari ini Minggu (21/10) Madina Pos Grup dan Keluarga Besar SMA Negeri 1 Siabu Kabupaten Mandailing Natal mengunjungi lokasi Banjir Bandang Muara Saladi dan memberikan bantuan dan donasi kepada para pengungsi yang diterima langsung oleh Posko Tanggap Darurat. Madina Pos Grup yang diwakili oleh Pemimpin Perusahaan Uli Raja Rangkuty dan beberapa Kabiro menyampaikan rasa empati dan rasa berduka yang mendalam atas musibah banjir bandang yang menimpa warga Desa Muara Saladi dan sekitarnya.
“ Duka warga semua adalah duka kita semua, penderitaan ini adalah kesedihan kami dan kesedihan dari saudara-saudara kita yang juga sedang menimba ilmu di SMA Siabu. Tapi kita harus bangkit sebab kita kuat karena saudara-saudara kita akan selalu bersama kita”. Harap Uly
Sementara itu Syafii ( 44 ) salah seorang warga yang menjadi pengungsi dengan berderai air mata menyampaikan rasa terima kasih dan bersyukur atas bantuan dan donasi yang telah diberikan oleh Madina Pos Grup dan Kelurga Besar SMA Negeri 1 Siabu dan berharap untuk senantiasa mendoakan seluruh korban agar kedepannya bencana serupa tidak akan terjadi lagi dan mereka dapat melanjutkan hidup seperti semula.
Sementara itu menurut Parsaulian Ritonga salah seorang Petugas Kepolisian yang terus mendampingi para pengungsi menyampaikan bahwa kondisi pengungsi sudah berangsur-angsur normal. P. Ritonga juga menyampaikan bahwa masa tanggap darurat bencana di perpanjang lagi sampai dengan tanggal 26 Oktober 2018. (Erwin)