Madinapos.com – Panyabungan.
Gordang Sambilan Awalnya adalah Religi, orang Mandailing tidak mengenal musik, karena musik Itu adalah bahasa latin, Gordang Sambilan adalah Perkusi, alat musik perkusi itu sebuah alat musik tertua di dunia salah satunya adalah Gordang Sambilan.
Hal itu disampaikan Bakhsan Parinduri Sejarawan Kebudayaan Sumatera Utara saat sebagai narasumber pada acara Konsolidasi dan Sosialisasi Organisasi Pengembangan Pelestarian Adat Budaya Mandailing Natal, di Aula Hotel Madina Sejahtera Panyabungan, Sabtu (14/09/2019) yang dihadiri sejumlah tokoh adat Mandailing Natal yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara.
Baksan Parinduri juga memaparkan sebelum Gordang Sambilan, di daerah kita ada Gondang Tano,” Gondang Tano ini proses pembuatannya sangat mudah yakni cukup dengan mengali tanah sedalam 60 cm, dan panjang satu (1) neter, dan papan serta tiga bilah rotan sebagai senar yang bisa dimainkan tiga orang”, lanjutnya.
“Gondang Tano dulu sering dimainkan nenek moyang kita untuk mengusir hama dari sawah atau ladang pada saat menjelang padi mulai panen, maka dari Itu Gondang Tano dulu mudah ditemukan di Pondok Ladang atau sawah masyarakat kita.”sebutnya.
Setelah Gondang Tano, baru muncullah Gondang Etek, Etek ini terbuat dari Bambu, Dengan Senar Tiga Buah dan bisa dimainkan 2 atau 3 orang,” dari hal inilah asal usul Gordang Sambilan seperti yang sering kita dengar (etek do mula ni gondang) awal dari gordang sambilan dari gordang etek”, ungkapnya.
Berdasarkan penuturan Baksan, Gordang Sambilan sendiri terdapat beberapa irama, seperti Gordang Tua, Gordang Manggora Bulan Tula, Gordang Sampuara Batu Mangulang, Gordang Roba Namosok, Gordang Ranggas Namule ule, Gordang Siutur Sanggul, Gordang Udan Potir, Gordang Sarama, Gordang Parnungnung, Gordang Bombat, Gordang Bombat Jago-jago dll.
“Namun Seiring Perkembangan Zaman Irama Tersebut Sebangian Sudah Jarang Kita Temukan Seperti Apa Yang Warisan Oleh Nenek Moyang Kita”, ujar Baksan.
Bakhsan Parinduri berharap dengan adanya kegiatan ini bisa bermanfaat dengan harapan dapat memahami serta dapat untuk lebih menumbuhkan kembangkan potensi seni budaya yang kaya di Kabupaten Mandailing Natal. (Syahren)