Madinapos.com – Sopotinjak.
Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengadakan Dzikir Akbar pada Rabu (30/1/2019) di Desa Sopotinjak Kecamatan Batang Natal dengan tema Meningkatkan Ukhwah Islamiyah Dalam Menyongsong Kemenangan. Bupati Madina Drs. Dahlan Hasan Nasution berpesan sebagai pimpinan di daerah kita harus bisa mencontohkan yang baik untuk masyarakat, jangan karena jabatan kita kita gunakan sebagai jembatan untuk menuju neraka, untuk itu marilah kita untuk berbenah diri sebelum ajal itu menjemput kita.
“Saya tidak mungkin mampu mencari 600 ribu jiwa warga Mandailing Natal kelak di Padang Mahsyar untuk meminta maaf kepada mereka karena memakan uang rakyat, begitu juga dengan kalian para kepala desa apa kalian sanggup mencari warga kalian kelak bila kalian sudah mati dan ahirnya masuk neraka?”, Tanya Bupati dalam sambutannya.
Bupati juga menyampaikan rasa prihatinnya akan kondisi saat ini,” betapa mirisnya nilai nilai budaya dan keagamaan kita terkikis dengan seiring perkembangan zaman, ada apa semua ini?. sudahlah mari kita kembali kepada nilai nilai Alqur’an sebangaimana ajaran agama kita, marilah kita untuk berbenah diri sebelum ajal itu menjemput kita”, sebut Bupati.
Dalam kesempatan itu Bupati juga menuturkan di tahun 2019 ini akan melaksanakan Pemilihan Umum,” silahkan kita memilih sesuai dengan hati nurani, dalam hal ini mari kita jaga kesatuan dan persatuan, jangan hanya karena berbeda pilihan kita saling hujat saling caci dan saling fitnah, demokrasi mengajarkan kita saling menghargai satu sama lain”, ungkapnya.
Sementara itu Ustadz bahron dalam tausiahnya mengulas tentang fitnah seorang mukmin dan muslim diuji dengan para musuhnya agar tampak jelas sikap mereka terhadap para musuh tersebut, yaitu dengan mendakwahi mereka kepada jalan Allah, dengan memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang mungkar dan dengan jihad.
” atau malah justru ia menyerah dan lebih condong untuk mencari kenyamanan?! Bila pilihannya adalah yang pertama yaitu dengan berdakwah, beramar ma’ruf nahi mungkar dan jihad, maka ia berada diatas kebaikan, Ia lulus dalam ujian. Tapi kalau ia memilih yang kedua yaitu menyerah dan cenderung memilih jalan nyaman maka kerugian yang ia dapat dan ia gagal dalam ujian”, ulas Ustadz. (Syahren)