Madinapos.com – Panyabungan.
Petani bawang merah di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal mengharapkan panen bawang merah tahun ini cukup baik dengan harga yang baik pula, sehingga mampu menutupi modal untuk tanam berikutnya dan memberi keuntungan sehingga pertanian bawang merah dapat terus berlanjut.
Hal itu disampaikan Adek, salah seorang petani yang menanami lahan 2,5 bumbun dengan bawang merah brebes di Desa Pidoli Dolok Kecamatan Panyabungan. Ia juga mengatakan potensi alam Madina cukup baik dengan komoditi bawang merah ini, sementara harga pasar masih menjanjikan.
“Kalau bibit pak, masih beli dan yang saya tanam ini jenis bawang merah brebes, kemarin ada 200 kg untuk 2,5 bumbun”, paparnya, Sabtu (23/4) siang.
Ia juga mengatakan bawang merah yang dipanen nantinya tidak semua nya dijual karena disisakan untuk bibit pada musim tanam berikutnya,” kalau sudah panen nanti sebagian dijual dan mudah-mudahan harga cukup baik, sebagian lagi proses pengeringan untuk bibit di musim tanam berikutnya”, paparnya.
Adek juga mengatakan bertani bawang ini belum pernah mendapatkan bantuan pemerintah, baik itu pupuk ataupun bibit sehingga semua masih sendiri saja,” yah .. kalau bantuan belum ada, penyuluh juga nggak datang, kami bertani hanya karena belajar sendiri aja”, paparnya.
Kendala Air Irigasi Kurang Stabil
Adek juga mengatakan selama bertanam bawang merah tidak begitu mengalami kendala yang berarti,” masalah dilokasi saya ini hanya air, kita harus siram 2 kali sehari pakai mesin semprot air, karena air irigasi sering tidak jelas kapan mengalir dan matinya, belum lagi jalurnya terkadang tak berisi air”, katanya.
“Kalau bisa tolong disampaikan sama yang ngerti masalah irigasi ini, maunya jangan tiap minggu dimatikan, saya kan juga harus nyiram tiap hari, maunya ada jadwal yang jelas sehingga kami tidak kewalahan”, ungkap petani yang mengaku juga punya tambak ikan ini.
Ia juga menuturkan bagaimana kolam ikan itu sangat bergantung pasokan air, sementara air irigasi sering mati dihari minggu sehingga air dikolam menyusut dan sasaran empuk burung dan biawak,” saran saya ada musyawarah yang difasilitasi Pemkab Madina, sehingga untuk menopang perikanan darat diusulkan air irigasi mati 1 kali dalam 3 bulan saja”, tutupnya. (am)