Madinapos.com – Batahan :
Intruksi untuk belajar daring dari Kementerian Pendidikan ternyata tidak selamanya mulus, bagi daerah yang mudah dapat sinyal internet, tentu sangatlah mudah untuk belajar daring, namun bagi mereka yang wilayahnya masih di pedalaman dan sulit jaringan internet, terpaksa harus mencari titik dimana jatingan internet ada.
Sikmatun Nazilah Mahasiswi Uversitas Andalas Padang dan Diah Nurrahmawati Pelajar SMK 1 Panyabungan terpaksa berjalan 3 kilo meter menyusuri Bukit Kebun Plasma KUD Pasar Baru Batahan hanya untuk mencari jaringan internet agar mereka bisa belajar daring. mereka adalah warga desa Batahan III, Kecamatan Batahan, Kabupaten Mandailing Natal.
Sikmatul Nazila pada Madinapos mengaku dia tinggal di jalur Lima sekitar 3 KM dari lokasi mereka melaksanakan belajar daring .
” lumayan jauh juga dari tempat tinggal kami itupun halanganya cukup banyak apalagi ketika hujan, becek dan basah, tapi apa boleh buat mau tidak mau harus dijalani dan semoga Pandemi ini cepat berlalu biar kami bisa belajar dengan baik” kata Sikmatun Nazilah yang saat ini smester ahir di Universitas Andalas Padang jurusan Administrasi Bisnis.
Dikisahkan Mahasiswi ini bahwa mereka biasa belajar daring di sebuah pos penjagaan kecil yang ada di kebun, dengan berbekal Laptop mereka belajar secara bergantian. lokasi itu dipilih karena memang hanya di Bukit Kebun Plasma itu lah yang jaringan internetnya kencang dan bisa menunjang kegiatan belajar daring, kalau di desa mereka bisa dipastikan jaringan unternet sulit, adapun jaringan nya tetapi tidak memadai untuk belajar daring.
Kisah Sikmatul Nazilah dan Diah Rahmawati warga Kecamatan Batahan, Mandailing Natal ini hanya sebagian kelumit masalah sekolah daring di Negeri ini. keputusan Menteri Pendidikan untuk sekolah daring pasca Pandemo Covid-19 belum sepenuhnya berpihak pada mereka yang lokasi desa nya masih belum terjangkau jaringan internet.
|Reporter : Topen