Madinapos.com – Batang Natal.
Seolah belum ada putusnya jika kita ingin menceritakan keindahan alam dan keaneka ragaman hayati eksotik di Taman Nasional Batang Gadis (disingkat TNBG) di Kabupaten Mandailing Natal Prov. Sumatera Utara.
Kawasan hutan tropis dengan seluas 72.150 hektar atau sekitar 26 persen total luas kabupaten ini menyimpan keragaman ekosistem yang memang masih asri, tidak hanya soal Gunung Sorik Marapi kawasan ini juga memiliki hutan rawa dataran tinggi, lahan basah, lembah sungai, hutan gamping, hutan dataran rendah perbukitan hingga hutan pegunungan yang ditaranya banyak anak sungai mengalir jernih dan beberapa danau kecil tempat berbagai hewan dilindungi berkeliaran dengan bebasnya.
TN Batang Gadis secara geografis terletak di 99° 12’ 45″ Bujur Timur sampai dengan 99° 47’ 10″ dan 0° 27’ 15″ sampai dengan 1° 01’ 57″ Lintang Utara dan secara administrasi wilayah ini dikelilingi 68 desa di 13 kecamatan.
Kali ini kami Madina Pos, sengaja diundang oleh rekan rimbawan Teguh Setiawan Kepala Balai Taman Nasional Batang Gadis untuk berjalan – jalan sedikit berolahraga di Rest Area Sopotinjak, salah satu lokasi cantik dengan udaranya yang sejuk dan intensitas angin cukup kencang.
Jika dilihat lokasi ini merupakan wilayah perbatasan membelah bukit dan memisahkan kawasan barat berangin kencang dari lautan hindia menuju kawasan timur barisan pegunungan kabupaten ini. Pokoknya Rest Area Sopotinjak asik untuk disinggahi sejenak.
Disini kami berbincang dengan Saparuddin seorang penjaga Rest Area Sopotinjak, ia menceritakan hanya berjarak 25 meter dari lokasi kami berdiri saat itu adalah tempat hewan rusa hutan yang biasanya muncul dalam berkelompok dan berkeliaran bebas, sementara burung Rangkong juga biasa terbang berpasangan di beberapa kayu besar dipinggiran rawa tersebut.
“Kalau jumlahnya rusanya saya hitung pernah 14 ekor, sangat dekat dari sini (sambil menunjukkan kawasan rawa yang ditumbuhi berbagai tanaman berbunga), kadang justru mereka bermain dijalan raya itu, biasanya juga mereka datang sore hari”, paparnya kepada awak media ini, Minggu (20/8/23) lalu.
Pria ramah ini juga menyerahkan sepasang sepatu bot khusus kepada kami agar mudah dipergunakan saat perjalanan. Kemudian ia mulai memandu perjalanan sambil bercerita keindahan flora dan fauna kawasan yang sedang kami jalanani.
” Jalur trucking ini sekitar 500 meter menuju sebuah danau yang orang kampung sini sebut Danau Godang, jalurnya masih alami seperti yang terlihat banyak kayu hutan tropis, anggrek hutan dan tanaman jenis lainnya dan dijalur ini juga ada demplot raflesia (bunga bangkai) yang bisa saja kelopaknya mekar saat kita berkunjung”, tambahnya.
Tidak jauh dari Rest Area, titik start trucking kami bertemu beberapa tanaman anggrek hutan, ia juga menceritakan bagaimana nantinya dipersiapkan tempat khusus puluhan jenis bunga anggrek agar bisa dilihat pengunjung.
Kemudian perjalanan sepuluh menit kemudian kami menemukan beberapa anak sungai jernih dan berbagai tanaman kayu besar dan dibawahnya pohon kopi, rotan dan pandan duri serta,” jalur ini dulu bagus, namun karena kurangnya yang datang maka sedikit rusak kurang terawat, namun kita upayakan untuk memperbaikinya,” tambahnya.
Kemudian lebih dalam lagi kami tiba disebuah kawasan yang banyak pepohonan besar dan rimbun, dilokasi ini kami beristirahat sambil bercerita bahwa tak jauh dari lokasi kami tersebut Danau Godang berada, namun sayangnya karena hujan dan sore kami tidak melanjutkan perjalanan dan beranjak pulang.
Sementara Ir. Ali Mutiara Rangkuti yang turut menapaki kakinya di jalur trucking menuju kawasa Danau Godang mengatakan lokasi Rest Area Sopotinjak sangat potensial dijadikan area wisata khususnya bagi mereka yang suka dengan tantangan alam.
”jalurnya menantang sehingga mengucurkan keringat, udaranya sejuk, bisa melihat berbagai tanaman sehingga dilokasi ini kita bisa melupakan kepenatan rutinitas kerja sehari – hari”, ungkap staf khusus Bupati Madina ini.
“ Kita juga sangat mendukung agar Rest Area Sopotinjak ini dikembangkan menjadi objek wisata alam, selain kita bisa menjaga alam untuk anak cucu kita, sebagai pusat pendidikan alam juga menjadi tempat beristirahat sejenak saat hari libur bersama keluarga”, sarannya kepada pihak Balai TN Batang Gadis.
“Tentunya pengelolaan kawasan wisata alam itu dengan mengajak partisifasi warga lokal, sebagai pihak yang mendapatkan manfaat besar atas keindahan alam wilayahnya”, tutup Ali Mutiara Rangkuti (am)
.