Madinapos.com – Panyabungan.
Hamparan kebun jagung yang ditanam oleh HKTI Kabupaten Mandailing Natal di Desa Pidoli Dolok Kecamatan Panyabungan seluas 3 Hektar yang sebelumnya lahan tidur tidak produktif, akan memasuki masa panen raya yang diperkirakan dilakukan awal akhir Januari atau awal bulan Pebruari 2022 ini.
Ditemui awak media ini disela – sela kesibukannya diatas lahan seluas 3 Hektar kebun jagung tersebut Ahmad Goilan Bendahara HKTI Madina menerangkan panen jagung kemungkinan akan dapat dilakukan pada akhir Januari atau awal bulan Pebruari 2022 ini,” usia sudah cukup untuk panen, hanya proses penuaan dan pengeringan di pokok jagungnya saja dan bergantung cuaca”, ungkapnya, Minggu (16/1).
“Hanya saja ada beberapa petak tanaman jagung terendam banjir kemarin jadi tanaman jagungnya rusak, namun kini sedang proses penggantian tanaman”, tambah Ahmad Goilan yang biasa dipanggil Adek ini.
Ia juga menjelaskan, kebun jagung yang mereka rintis bersama teman sejawad di HKTI Madina ini masih bentuk uji coba dua varietas unggulan dengan pola penanganan tertentu ,” kita sedang memperbandingkan kedua jenis varietas yang sedang kita tanam, tapi keduanya cukup bisa kita andalkan dan masing – masing punya keunggulan”, katanya tanpa bersedia menyebut varietasnya.
Ditanya terkait modal, Adek menjawab untuk 1 hektar lahan itu rata – rata menghabiskan anggaran 10 juta,” jika dilihat dari kondisinya saat ini perkiraan cukup balik modal, jika 1 hektar menghasilkan 5 ton saja dengan harga saat ini 4.800 maka menghasilkan 24 juta, jadi cukup menguntungkan dari segi bisnis”, tambahnya.
“Kalau soal pembeli yang bapak tanya, rata – rata sudah datang pun bertanya kapan panennya, jadi tak usah khawatir para pengumpul akan datang jika tahu kita mau panen”, ungkap Adek sambil tertawa menjawab pertanyaan media ini.
Adek juga menantang generasi muda yang baru tammat kuliah untuk tidak malu memulai karier sebagai petani profesional,” jadi petani itu enak, senang dan menguntungkan, namun yah … berlumpur, bekeringat dan melelahkan tapi itu adalah tantangan seoadan yang menghasilkan, jangan justru tamat kuliah malah pulang dan nongkrong, itu namanya generasi yang tak produktif”, tutup pria yang juga memiliki peternakan bebek tegal ini.(**)
Penulis : AM