Madinapos-Siabu : Dinilai lebih menguntungkan, Bangun Barani Siregar, Warga Desa Tangga Bosi II, Kecamatan Siabu, Mandailing Natal merobah areal persawahannya menjadi tanaman cabai, hasilnyapun sangat memuaskan.
Kepada Madinapos, Bangun Barani Siregar mengaku, pendapatan dari hasil kebun cabai lebih menjanjikan ketimbang nanam padi, perbandingannya 1 banding 10 pengasilan, jika sawah per 3 bulan satu pantak ukuran 1 gulung mulsa dapat uang 1 juta ruliah, sementara cabe dapat uang 10 juta rupiah.
Bangun Barani Siregar mengaku, di daerahnya, apabila musim panen padi, harga gabah turun drastis, sehingga sangat berdampak pada pendapatan, alasan itu salah satunya yang membuat dirinya beralih menanam cabai.
Namun, Bangun Barani sebagai petani juga tidak menampik bahwa berkebun cabai juga memiliki resiko yang sangat tinggi termasuk harganya yang bisa kapan saja anjlok, bahkan tanaman yang diserang hama, belum lagi harga obat obatan tanaman yang saat ini serba mahal.
” Alhamdulillah, saat ini kita sudah mulai panen biarpun sedikit, setidaknya ada hasil kerja yang kita laksanakan selama ini.” Papar Bangun Barani sambil memetik hasil panen cabai nya.
Ia berharap, sebagai petani dengan modal seadanya, kiranya bisa mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pertanian, dia juga berharap ada bantuan bibit dan pelatihan bagi petani seperti mereka sehingga hasil panen cabai bisa maksimal.
Selain itu, Bangun Barani Siregar juga meminta pengawas pasaran untuk memantau harga gabah di wilayah Kecamatan Siabu Khususnya, karena ketika musim panen padi, harga gabah selalu anjlok yabg diduga hanya permaunan dari tengkulak.
Reporter : Adanan Saleh Batubara