Madinapos.com – Tapsel
Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel), H Dolly Pasaribu, SPt MM, mengaku jika dalam perjalanan hidupnya, ia selalu cari cara untuk bisa mendekati berbagai ulama di berbagai tempat dan kesempatan. Dia pun mengaku hormat dan cinta dengan para ulama yang diakuinya telah banyak berperan dalam pengalaman kehidupannya.
“Ketika masih lajang, saya cukup banyak mengikuti pengajian dari berbagai pemahaman. Meskipun kehadiran saya hanya berarti seperti secuil debu, saya meyakini itu yang menjadi saksi bagi saya di kehidupan selanjutnya,” ujar Dolly disela acara silaturahmi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumut, Selasa (29/6) di Aula Sarasi, Lantai III, Kantor Bupati Tapsel.
Sewaktu Ramadan lalu, kata Dolly, anjuran pemerintah menganjurkan agar pejabat publik tidak mengadakan acara yang mengundang keramaian. Untuk itu, dirinya menyiasati dengan cara mengajak anak beserta keluarganya keliling salat berjamaah ke masjid-masjid di Tapsel guna mengisi waktu selama bulan suci Ramadan. Itulah cara bagaimana dirinya tetap bisa menjalin silaturahmi dengan ulama dan masyarakat selama puasa. Tidak membawa serta rombongan dari perangkat daerah. Hanya dirinya dan keluarganya.
“Pada dasarnya dalam aplikasi agama yang saya pahami ketika menjadi pemimpin, bahwa pemimpin adalah pelayan atau khadim bahasa agamanya. Pelayan umat, pelayan ulama dan pelayan masyarakat. Ada selentingan kabar yang sampai kepada saya, bahwa Dolly tidak dekat dengan para alim ulama, bahkan tidak dekat dengan masyarakat. Karena tidak melakukan kunjungan safari tadi. Padahal yang ada, saya menjalankan anjuran yang ada, karena kita ketahui bersama peredaran Covid-19 meningkat selama bulan puasa sampai hari ini.” terangnya.
Dolly menyebut, dekat dengan rakyat dan masyarakat, dengan ulama dan pemuka agama, hal itu dilakukan semata-mata hanya untuk mencari berkah serta ridho dari Allah SWT. Dan di acara tersebut selain menjalin silaturahmi dengan para ulama, dirinya hendak mengambil ilmu ataupun pelajaran keagamaan maupun kehidupan. Dolly berharap, dengan adanya kesadaran mencintai ulama pada umat maka terjadi keharmonisan dalam pembangunan di Bumi Tapsel.
Sementara Ketua MUI Provinsi Sumatera Utara Dr. Maratua Simanjuntak mengatakan, bahwa apabila dua kelompok manusia baik di tengah masyarakat, maka akan baiklah manusia tersebut. Begitu juga sebaliknya apabila keduanya tidak baik maka tidak akan baik pula manusia itu.
“Pemerintah itu menjadi mitra kerja ulama, sehingga saat pemimpin menghadapi kesulitan atau kebimbangan, kita harus memberikan masukan serta harus memiliki kerja sama yang baik. Kita juga harus melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya,” jelasnya.
Sedangkan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Kabupaten Tapanuli Selatan H. Syahrul M Pasaribu, SH yang juga merupakan Bupati Tapanuli Selatan dua periode berturut-turut, menjelaskan bagaimana ulama dan umara menjadi satu untuk menghasilkan kemajuan pada saat ia memimpin Tapsel.
“Saya bersyukur ormas-ormas yang saya bentuk dulu masih bertahan sampai sekarang. Dengan demikian saya berpesan kepada Bupati Tapsel, bahwa pembangunan di bidang keagamaan harus tetap di tingkatkan, tetapi di masa pandemi saat ini bertahan juga sudah baik jangan sampai mundur tinggal meneruskan. Yang saya tahu bahwa MUI sebagai wadah penghimpun ormas-ormas islam,” katanya.
Sebelumnya Ketua MUI Tapsel, KH Ahmad Ghozali Siregar, dalam sambutannya berharap, kiranya dengan silaturahmi Ketua MUI Provinsi Sumut dan rombongan ke Tapsel, maka akan semakin erat hubungan silaturahmi antar ulama dan pemerintah. Selama ini, diakuinya sudah banyak kegiatan yang diadakan MUI Tapsel di kecamatan.
“Kami berharap, kiranya silaturahmi MUI Provinsi Sumut ini bisa menjadi motivasi dalam meningkatkan syiar Islam di tengah-tengah masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Tapsel, Drs H Ihwan Nasution, turut mewakili Ormas Islam, mengapresiasi berbagai syiar yang telah dilakukan MUI Tapsel di antaranya, safari dakwah maupun pembentukan karir diberbagai remaja masjid. Dia menilai MUI juga banyak membantu Kemenag Tapsel.
“Bahkan tidak sampai di situ, atas usulan MUI dan Kemenag Tapsel kepada Bapak Bupati, di mana akan diberikan tali asih ke berbagai elemen terutamanya organisasi keagamaan. Baik insentif guru mengaji, baca-tulis Al-Quran, pesantren, dan madrasah, serta nazir masjid. Bahkan kepada agama lain juga kita hargai yaitu dengan memberi tali asih kepada guru sekolah Minggu. Semuanya berjalan dengan baik, bahkan mulai 2013 hingga sekarang itu masih tetap dilaksanakan,” terangnya.
Turut hadir, Sekda Tapsel Parulian Nasution, para Asisten, Kabag Humas dan Protokol Isnut Siregar, Plt Kabag Kesejahteraan Rakyat Cos Riady Siregar, pimpinan Ponpes, seluruh pengurus MUI Tapsel dan Ormas Keagamaan. (Sayuti)