Madinapos.com – MBG.
Sekolah Dasar Negeri 395 Singkuang Kecamatan Muara Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal saat ini memiliki siswa-siswi 285 orang dengan Ruang Belajar yang ada 5 unit sehingga tidak mampu menampung siswa siswi dalam proses pembelajaran dengan nyaman, untuk itu sangat membutuhkan penambahan Ruang Kelas Baru 3 unit.
Hal ini disampaikan langsung oleh kepala sekolah SDN 395 Sumiati Tarihoran (07/09) kepada awak media ini saat mengunjungi kesiapan sekolah tersebut menghadapi pembelajaran tatap muka atau sekolah kembali dibuka.
Dijelaskan Sumiati, saat ini untuk mencukupkan ruangan belajar maka para guru memasang kain pembatas dalam kelas sebagai sekat ruangan atau satu ruangan dapat dijadikan menjadi dua ruang belajar dan tentunya itu sangat tidak layak dan mengurangi kenyamanan murid dan guru,” bahwa kekurangan ruangan kelas ini sudah acap kali disuarakan, baik itu pihak sekolah dan tokoh masyarakat setempat melalui Musrembang Kecamatan”, tambahnya,
“bahkan secara khusus telah disampaikan juga kepada anggota DPRD Kabupaten Mandailing Natal saat berkunjung ke Singkuang oleh beberapa tokoh masyarakat, namun sampai saat ini belum ada hasilnya, sehingga kita sangat berharap dapat diwujudkan demi kenyamanan anak-anak belajar”, sebut Kasek ini.
Diceritakannya, bahwa awalnya gedung sekolah ini dibangun oleh salah satu perusahaan Kayu dari Tabuyung, kemudian tahun 2010 Pemerintah menambah bangunan permanen sebanyak 2 (dua) ruangan dan terakhir sekolah ini dapat bantuan pemerintah tahun 2012 berupa perehapan lantai dan jendela.
“Untuk itu saya mewakili semua guru dan wali murid berharap sangat semoga pemerintah mendengar permintaan kami ini yaitu berupa penambahan ruang kelas baru, sehingga anak anak dapat lebih baik lagi belajar untuk mengukir prestasinya kelak”, tandas kasek ini diakhir pembicaraannya.
Secara bersamaan Rapial Hamdi Jambak, salah seorang guru di sekolah itu menambahkan bahwa kondisi belajar sangat tidak kondusif,” ada kelas yang satu ruangan lebih dari 40 siswa dan ada juga beberapa ruangan kelas yang disekat oleh kain untuk menjadikan dua rombel, hal ini tentu saja tidak efektif lagi dalam melakukan proses pembelajaran bagi anak anak”, sebut guru Pendidikan Agama Islam ini.(Sapril)