Madinapos.com – MBG.
Sangat mengharukan dan membanggakan patut disampaikan kepada anak-anak pelajar SMA Negeri 1 Natal Kabupaten Mandailing Natal yang berasal dari Wilayah Banua Tonga Desa Manuncang, Panunggulan dan Tagilang, yang dikarenakan ketidakadaan jaringan internet harus menempuh perjalanan 8 Kilo Meter melalui jalan yang sulit untuk dapat mengikuti pejaran sistem daring. Rekaman kegiatan belajar diunggah Sawitri dalam vidio berdurasi 31 detik dan bersebaran dalam akun sosial.
Dalam rekaman vidio tersebut Sawitri mewakili teman-temannya mengatakan sangat kesusahan mengikuti belajar dengan sistem daring karena jaringan internet belum ada, rekaman vidio tersebut berbunyi :
“Assalamualaikum saya Sawitri dari murid sekolah SMA Negri 1 Natal, saya yang mewakili pelajar se Banua Tonga, khsusus Desa Panunggulan sangat merasa kesusahan dengan sistem belajar dimasa Pandemi ini, karena di desa kami tidak ada jangkauan internet, meskipun ada harus menempuh jarak 8 kilo meter dengan kondisi jalan yang sangat sulit, Wass ….”,
Dikonfirmasi media ini, Zulhamdi Nasution tokoh masyarakat Desa Panunggulan membenarkan pernyataan Sawitri, dan berharap pemerintah maupun pihak swasta dapat membuka akses internet supaya masyarakat Desa Panunggulan tidak merasa tertinggal di era milenial ini.
Sementara itu, Elvin Hasibuan Sekretaris Desa Panunggulan mengungkapkan keprihatinannya dengan kondisi Desa Panunggulan yang terpinggir dan cukup jauh dari ibu kota Kabupaten, masyarakat butuh pengorbanan yang luar biasa untuk bisa mensekolahkan anak-anaknya, karena tidak adanya sekolah setingkat SMA sehingga para orang tua harus menyekolahkan ke Natal maupun ke Panyabungan dan Padangsidimpuan
“Apalagi saat ini para orang tua diberatkan lagi dengan belajar daring dan mau tidak mau harus membeli handphone dan paket internet, bukan itu saja, saya merasa kasihan dan miris melihat anak-anak yang hampir tiap hari berjalan kaki sejauh 8 km untuk mendapatkan jaringan internet” sebutnya.(Sapril)