Menu

Mode Gelap

Madina Bisnis

Wilayah Laut Pantai Natal Selalu Keruh, Akibatnya Hasil Tangkapan Ikan Nelayan Tradisional Menurun Drastis


					Wilayah Laut Pantai Natal Selalu Keruh, Akibatnya Hasil Tangkapan Ikan Nelayan Tradisional Menurun Drastis Perbesar

Madinapos.com – Natal.

Aliran Sungai Batang Natal yang selalu keruh dan membawa endapan lumpur berlebihan melalui Muara Natal menuju lautan lepas mengakibatkan air laut sepanjang garis Pantai Natal yang merupakan zona tangkap nelayan tradisional berwarna keruh dalam jangka waktu yang lama. Endapan lumpur diperkirakan menutupi dasar lautan menyebabkan ikan pergi lebih jauh ketengah dan sejumlah karang mati, akibatnya hasil tangkapan nelayan menurun drastis.

Salman salah seorang nelayan penangkap udang dan ikan kepada awak media ini mengatakan para nelayan yang ada di Natal selama ini melaut tidak jauh dari bibir pantai dan hasilnya cukup untuk menopang hidup dengan hasil yang lumayan,” namun dalam beberapa tahun terakhir ini harus melautnya lebih jauh ketengah untuk menjaring udang dan ikan, air laut dipinggiran selalu keruh dan hasil tangkapnya sangat sedikit”, ujarnya di Pasar Natal Kamis (12/3).

Lebih lanjut Salman menyampaikan endapan lumpur tebal juga menyebabkan Muara Natal mengalami pendangkalan dan kapal nelayan sering kandas,” akibatnya kapal para nelayan mudah bocor sehingga ada tambahan biaya untuk perbaikan belum lagi persoalan sulitnya mendapakan BBM Solar untuk melaut dan hasil tangkappun menurun, aaah semua serasa menjadi komplit saat ini”, ungkapnya sambil menghela napas panjang dan memperlihatkan dibawah boat yang terkelupas.

“Jika seandainya hasil tangkap nelayan banyak maka masalah kapal rusak atau solar mahal sekalipun bisa teratasi, namun lihatlah hasilnya, lumpur dan sampah yang banyak dan ikan entah pada lari kemana, kita berharap kawan kawan yang bermain di hulu sungai agak bertenggang rasalah sedikit pada kami masyarakat nelayan di hilir ini yang menerima dampak buruknya”, harap Salman menutup ceritanya.

Begitu juga disampaikan Sarip warga Desa Setia Karya Natal yang berprofesi sebagai nelayan tadisional ketika dijumpai awak media ini di tempat penyandaran ikan mengatakan jangankan untuk mendapatkan gaji atau rakat dari hasil melaut (istilah penghasilan) untuk pembayar BBM aja tidak tertutupi dari hasil tangkapan melaut Pak”, ungkapnya dengan lesu.

Kedua nelayan ini berharap adanya solusi bersama mengatasi selalu keruhnya Aliran Sungai Batang Natal ini yang ditengarai akibat penambangan emas yang menggunakan alat berat dan mesin pompa sekala besar-besaran di Hulu Sungai. Salman dan Sarip mewakili suara para nelayan yang ada di Kecamatan Natal berharap kepada Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal beserta Kapolres Mandailing Natal untuk dapat menghentikan kegiatan penambangan yang ada di kawasan hulu sungai Batang Natal demi kelestarian sungai, habitat laut dan meningkatnya kembali penghasilan nelayan.(Adnan/Alq)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 370 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Dandim 0212 Tapsel Gelar Panen Raya di Desa Hutaraja Siabu

5 November 2024 - 13:14

Pimpin RUPS LB PT Bank Sumut, Pj. Gubsu Agus Fatoni Sebut Tak Ada Perubahan Direksi

23 Agustus 2024 - 16:53

Gerai Lopo Mandailing Coffe Buka Cabang di Kota Gunung Tua, Kabupaten Paluta

14 Agustus 2024 - 13:58

Kios Pasar Baru Panyabungan Mulai Ditempati Pedagang

4 Agustus 2024 - 19:06

Pengurus KUD Pasar Baru Batahan Salurkan SHP Bulan Juli Rp. 700. Ribu / Anggota

28 Juli 2024 - 14:21

Belum Ditempati, Paving Blok Pasar Baru Panyabungan Terlihat Amburadul

5 Juni 2024 - 15:33

Trending di Madina Bisnis