Madinapos.com – Panyabungan.
Setelah selesai Ujian Akhir Semester (UAS) Dua orang Mahasiswa STAIN Madina (Magrifatulloh, Rahman Hakim) berorasi menyampaikan beberapa aspirasi dan keluhan yang dirasakan mahasiswa setelah terjadinya Penegerian STAIN dari BLU Menjadi Negeri. Diantaranya, semrawutnya Administrasi Kampus dan Otoriternya Dosen di Kampus STAIN Madina, kurang ruangan dan dosen tidak masuk.
Orasi dua mahasiswa dengan alat pengeras suara ini sempat mendapat perhatian dari kalangan mahasiswa lainnya staff Administrasi Kampus serta Dosen. Orasi keduanya bertempat di halaman Kampus Desa Komplek Vinago, Kecamatan Panyabungan , Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Senin (13/01/2020).
Magrifatulloh menyampaikan kepada Awak Media bahwa setelah terjadi perubahan Status Yang dulunya BLU STAIM (Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Agama Islam Mandailing Natal) yang dirasakan sangat memprihatinkan”, mulai dari sembrautnya Administrasi kampus, Dosen yang otoriter padahal tidak pernah masuk, sampai masalah kekurangan ruangan kampus”, ungkapnya.
“Semua itu kami rasakan sekarang akan tetapi tidak ada satupun Mahasiswa yang berani menyampaikan aspirasinya karena takut di demo”, Ungkap Magrifatulloh
Dr. Kasman selaku Waka III (wakil ketua bagian kemahasiswaan) menyambut baik aspirasi mahasiswa dan berjanji akan merubah semua tuntutan Mahasiswa mulai dari Administrasi dan Dosen yang otoriter dan tidak pernah masuk. ujar Dr. Kasman. (R-Anwar Nasution)