Madinapos.com – Panyabungan.
Anggara Lubis, Tokoh Pemuda dari Kabupaten Mandailing Natal Prov. Sumatera Utara ini mengatakan kekurangan guru pada sebuah sekolah akan menimbulkan dampak berjenjang yang pada akhirnya menyebabkan turunnya kualitas pendidikan dan kualitas murid pada sekolah tersebut. “Tentunya kita sangat mengkhawatirkan kondisi ini, sehingga kita berharap pemerintah daerah harus benar-benar serius memperhatikan penempatan guru pada setiap sekolah khususnya penempatan di sekolah kawasan 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) di Kabupaten Mandailing Natal.
Onggara menuturkan merasa miris mendengar adanya laporan orang tua murid bahwa Sekolah Dasar Negeri 356 Sinunukan siswanya 111, guru sebanyak 7 orang, 4 guru TKS dan 2 honor komite dan hanya Kepala Sekolah yang berstatus PNS. Begitu juga SDN 339 Pulau Tamang jumlah siswa 65 orang, guru hanya 3 orang dengan rincian 1 honor TKS, 1 honor komite dan hanya Kepala Sekolah yang berstatus PNS.
” Belum lagi SDN 341 Pideal, siswanya 130 orang, semua gurunya honorer itupun digaji PTPN4 Kebun Balap Kecamatan Batahan, masih SDN 341 siswa yang bersekolah di sini tidak pernah menerima paket buku dan juga rehab ruang sekolah, itu informasi sementara yang kita dapatkan”, ungkap mantan Ketua KNPI Madina ini.
Onggara juga menyampaikan di zaman yang sudah modernisasi ini, seharusnya persoalan sekolah yang jauh, sulit transportasi ataupun minimnya sarana pendidikan sudah tidak menjadi persoalan lagi,”khususnya di Kabupaten Mandailing Natal atau Sekolah yang saya maksudkan tadi itu masih sangat mudah untuk dijangkau, namun kok masih rendah penempatan guru di sekolah tersebut, belum lagi soal pemerataan pembangunan infrastruktur sekolah, sebaiknya ini bisa menjadi perhatian kita bersama”, tambah Ketua Partai Berkarya Madina ini.
Onggara juga meminta agar Disdik Madina menerapkan e_sistem untuk transparansi berbagai kegiatan maupun bantuan untuk sekolah,” tentunya juga dibutuhkan transparansi pengelolaan bantuan sekolah, agar semua dapat melihat apa saja yang telah dilakukan untuk menjembatani pemerataan infrastruktur pendidikan di Madina serta fasilitas lainnya sehingga meminimalisir kecemburuan antar sesama tenaga pendidik dan murid atas fasilitas yang diterima sekolah tersebut”, ringkasnya.(Syahren)