Madinapos.com – Panyabungan.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengunjungi Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara. Menggelar pertemuan dengan Bupati Drs. Dahlan Hasan Nasution dan beberapa tokoh masyarakat membicarakan terkait daerah rawan bencana, dampak tambang emas dan kerusakan lingkungan di kabupaten Madina.
Hadir dalam kegiatan yang diselenggarakan dirumah dinas ini, Kepala Perwakilan Kementerian Sosial RI, Kakanwil Kemenag Provsu, mewakili Kapolda Sumut, Dandim 0212/TS Kapolres Madina, Ketua TP PKK, Kajari Panyabungan, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, para OKP, Ormas dan undangan lainnya Kamis (28/11) malam.
Dalam sambutannya, Bupati Madina Drs. Dahlan Hasan Nasution menceritakan tentang kondisi bencana alam yang terjadi beberapa waktu lalu akibat kondisi tanah yang labil, kerusakan hutan dan lingkungan sebagai penyebab datangnya musibah,” kemudian yang terakhir terkait dengan isue penggunaan merkuri dipertambangan rakyat yang disinyalir sebagai penyebab bayi lahir kondisi tidak normal”, ungkapnya.
“Tanah di beberapa tempat di Mandailing Natal memang mengandung emas, sehingga dalam kondisi harga karet dan sawit yang rendah saat ini, masyarakat pun berusaha mengelolanya untuk menutupi kebutuhan hidup, kiranya juga bagaimana peningkatan harga karet ini serta mengatasi dampak tambang untuk area pertambakan ikan”, sambung Dahlan.
Dahlan juga sangat mengharapkan masukan dari Kepala BNPB RI terkait beberapa isue tersebut,” semoga dengan kedatangan bapak memberikan penerangan pada kami serta masyarakat Mandailing Natal”, tutupnya.
Kepala BNPB RI Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengatakan bahwa kedatangannya ke Mandailing Natal adalah atas undangan dari Bupati Madina,”dengan bapak Bupati kami beberapa kali bertemu di Jakarta membicarakan kondisi Madina dan terkait dengan kerusakan hutan dan lingkungan yang penting adalah bagaimana kita mensosialisasikan sejak awal”, ungkap lulusan Akademi Militer (Akmil) 1985 dan berpengalaman dalam bidang infanteri ini.
“Selain itu dampak perusakan alam akibat bahaya bahan kimia yang digunakan masyarakat khususnya terkait tambang yang menggunakan mercuri, hal ini juga dilarang oleh beberapa negara, dampak dari penggunaan bahan kimia telah melampaui ambang batas, memang dari beberapa penilitian di berbagai daerah di Indonesia tentang bahaya mercuri belum begitu lengkap”, lanjutnya.
Kepala BNPB ini juga menyampaikan perlu dipahami dampak bahaya mercuri tidak langsung dirasakan sekarang, bisa satu atau dua tahun bahkan bisa lima tahun,”sedikit saya sampaikan menandakan anda terinfeksi dari epek mercuri pertama hilangnya keseimbangan tubuh kita, kiranya saya berharap kepada semua tokoh masyarakat tokoh agama tokoh adat dan juga bapak ibu guru mari kita berikan kepada mereka pemahaman tentang bahaya mercuri dan tambang, berikan kesadaran sedini mungkin, tidak semua persoalan harus di tindak tegas dengan hukum, berikan sentuhan kepada saudara saudara kita ini”, ungkapnya.
Dalam kesempatan pertemuan tersebut Kepala BNPB dan perwakilan Kementerian Sosial memberikan bantuan kepada warga Kecamatan Lingga Bayu antara lain Desmawita, Soki Batubara, Seri Rahayu, Beji Jeki Lase dari keluarga korban terdampak tambang.(Syahren)