Madinapos.com – Tapsel
Untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Bupati Tapsel H Syahrul M Pasaribu bersama sejumlah pejabat menjalani study banding ke sejumlah PLTA yang ada di Sumatera Utara.Kegiatan pertama, diawali dengan kunjungan ke PLTA Sipan Sihaporas, Tapteng, Sabtu (27/7) lalu. Usai menyerahkan bantuan dari PT NSHE dan Pemkab Tapsel pada korban bencana kebakaran di Batangtoru, rombongan Bupati tiba di Site PLTA Sipan Sihaporas sekitar pukul 14.00 wib.
Selain Bupati, juga ada Sekda Tapsel Parulian Nasution, Asisten II Mohd Said, Staf Ahli Bupati Syahgiman Siregar, Kadis Lingkungan Hidup Syahrir Siregar, Kepala Bappeda Abadi Siregar, Kadis PMPPTSP Sofyan Adil, Kadis PU Chairul Rizal, Kadis Perkim Arpan Siregar, Kadis Pertanian Bismark Muaratua, Kadis Dalduk dan KB A Saftar Harahap, Sekretaris BPKPAD M Frananda, Kabag Umum Johanes, Kabag Kesra H Solihuddin Harahap, Kabag Humas dan Protokol Isnut Siregar, Camat Sipirok Sardin Hasibuan, Camat Marancar Arman Pasaribu, Camat Batangtoru M Yamin Batubara dan Camat Angkola Muaratais AM Fadhil Harahap, serta rombongan lainnya.
Kehadiran rombongan disambut oleh manejer UL PLTA Sipan Sihaporas Hariyanto didampingi Supervisor operasi Febru Wardono dan bagian enginering UPDK Pandan Reza Bafila dengan penuh kekeluargaan.
Kepada rombongan, manejemen PLTA Sipan Sihaporas menjelaskan berbagai hal terkait PLTA. Mulai dari luas areal, casmen area, antisipasi air melaupa saat curah hujan tinggi dan juga tentang penanganan biota sungai yang selama ini identik dengan lokasi. Dan tak kalah penting, manajemen juga menyampaikan, pentingnya penjagaan ekosistem yang hijau, agar pasokan air tetap terpenuhi, sehingga turbin dengan kapasitas 33 dan 17 MW yang ada bisa digerakkan oleh tenaga air, sehingga menghasilkan energi listrik untuk rakyat.“Sipan Sihaporas ini, terdiri dari dua turbin, masing masing 33 dan 17 Mega Watt,” terang manejer UL PLTA Sipan Sihaporas Hariyanto.
Disampaikan, bersama masyarakat, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan yang ada di daerah itu, sangat melarang adanya penebangan liar di sekitar lokasi yang menjadi tangkapan air. Dan ternyata, para petugas kerab melihat 3 individu orang hutan disekitar lokasi,“Yang kami liat, ada tiga orang hutan berkeliaran disini, tetapi sifatnya masih malu, tak pernah mendekat,” ungkap salah seorang staf di PLTA tersebut menambahi.
Selanjutnya, Minggu (28/7) pagi, rombongan berangkat dari Balige menuju PLTA Asahan I. Rombongan disambut GM Bajradaya Sentra Nusa Bambang Suharsono dan petinggi PLTA Asahan 1 yang ada di Kabupaten Tobasa tersebut. “PLTA Asahan 1 memiliki kapasitas 2×90 Mega Watt, dan dialirkan ke jaringan PLN,” terangnya.
Air yang dibendung sambung Bambang, akan dialirkan melalui 2 unit terowongan dengan diameter 6 meter, menuju Power House yang ada sekitar 6 km di hilir. Dan, air yang berlebih, akan tetap mengalir melalui pintu air menuju sungai Asahan.“Air yang digunakan untuk memutar turbin, nantinya akan kembali ke sungai Asahan setelah kita gunakan,” ungkapnya.
Dan, rombonganpun meninjau lokasi PH PLTA Asahan I. Dimana, setelah dimanfaatkan memutar 2 unit turbin, air kembali bersatu dengan sisa air yang ada di Sungai Asahan, dan berkumpul kembali pada bendungan PLTA Inalum di hilirnya.
Perjalananpun dilanjutkan menuju PH PLTA Siguragura PT Inalum di Paritohan, Kabupaten Tobasa. PH nya berada sekitar 220 didalam tanah. Untuk menjangkaunya, harus menuruni jalan berkelok dengan tekstur tanah bebatuan yang sangat terjal. Selanjutnya, akan memasuki terowongan dengan panjang sekitar 1,5 km. “Kita turun naik bus, nantinya sebagian naik ekskalator menuju kantor tempat pertemuan ini. Karena kapasitasnya terbatas,” seru Manejer Humas PT Inalum Hotniasi Silitonga menjelaskan pada rombongan.
Disampaikan, setelah PLTA Sigura gura, PT Inalum juga memiliki PLTA Tangga yang berada sedikit lebih kehilir dari Sigura-gura. Dimana, kedua PLTA tersebut memanfaatkan air yang ada pada sungai Asahan. Dan dengan kekuatan air, kedua PLTA mampu menghasilkan kapasitas energi hingga 600 MW lebih. Dan, kedua PLTA tersebut terkoneksi ke Kuala Tanjung dengan panjang jaringan sekitar 120 km, melalui tower SUTT untuk mendukung kebutuhan listrik pada produksi peleburan aluminium di Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara.
Indra Velly selaku Kepala Departement Power Administrasi Deudepment kepada rombongan menyebut, PLTA sangat mendukung pelestarian lingkungan. Sangat mendukung penghijauan. Karena, dengan lingkungan dan penghijauan yang terjaga, simpanan dan pasokan air juga akan lebih baik. Dimana. PLTA sangat membutuhkan air untuk memutar turbin.
“Sistimnya, PLTA hanya meminjam air untuk memutar turbin, lalu mengembalikan air itu lagi kesungai, tanpa menguranginya,” sebutnya.
Beberapa peserta yang ikut study banding mengaku banyak mendapat pemahaman dan pengalaman tentang PLTA. Dimana, pada dasarnya, PLTA tak akan pernah merusak lingkungan apalagi tanaman di hutan. Justru sebaliknya, kehadiran PLTA, akan menumbuhkan semangat menjaga lingkungan dan hutan agar PLTA bisa menghasilkan energi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan.
“Selain itu, dari beberapa contoh PLTA yang kita kunjungi, ternyata tak ada kerusakan alam yang ditimbulkan. Dan tak ada kekeringan dihilir seperti yang diisukan. Sebab, air hanya dipinjam memutar turbin, dan itupun hanya sebagian,” ungkap Camat Sipirok Sardin Hasibuan. (Hmp Tapsel/Syahren)