Madinapos.com – Panyabungan.
Saat mengunjungi Desa Sopo Batu Kecamatan Penyabungan Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara, Jurnalis Madina Pos bertamu dengan Yusron Kepala Sekolah SD Negeri 107 Sopo Batu. Sosok yang cukup ramah ini banyak menuturkan tentang suka duka menjadi guru di sebuah desa terpencil, beliau juga menceritakan kondisi sekolah yang sudah mulai mengalami kerusakan dan sangat mengharapkan agar pemerintah daerah menganggarkan perbaikan.
“Sekolah ini memang sudah lama butuh pertambahan ruangan belajar, karena gedung yang ada hanya 5 ruangan, dari lima ruangan itu 1 digunakan untuk kantor, 1 ruangan untuk kelas 6, satu ruangan untuk kelas1, dan 2 ruangan paralel untuk tempat belajar kelas 2,3,4,5 dengan jumlah siswa 112 anak sementara tenaga pengajar 10 orang, 5 ASN dan 5 tenaga honorer, namun 1 Guru ASN jarang masuk karena tinggal di Kabupaten Lain”, ungkapnya di ruang kerjanya Selasa (14/5/2019).
Dalam keterangannya, sejak tahun 2017 sampai 2019 belum ada perehaban sama sekali mulai dari asbes lantai dan jendela yang ada hanya penambahan beberapa mobiler,” adanya kerusakan di beberapa titik bangunan, yaitu jendela kaca pecah dan rusak, asbes busuk, lantai berlobang”, sebut Yusron.
Namun Yusron mengakui bahwa beberapa waktu yang lalu ada konsultan yang mengaku datang dari Padangsidempuan ke sekolah, “mereka mengukur beberapa titik yang rusak, dan konsultan tersebut berpesan agar tidak usah dulu memperbaiki sekolah ini apalagi dengan menggunakan dana bos, namun saya tidak ingat siapa namanya atau dari konsultan mana”, ucapnya
Sementara itu, Kadis pendidikan Hj. Jamila melalui Kasi Sarana Prasarana Abdi Putra Negara Pulungan yang ditemui media ini mengatakan bahwa pada tahun 2019 ini SD 107 sudah masuk prioritas rehab,” sementara untuk penambahan ruangan belajar di tergetkan pada tahun 2020 akan selesai sehingga tidak ada lagi ruang belajar yang paralel”, sebutnya.
Sementara mengenai guru yang jarang masuk, jurnalis ini belum berhasil menemui Kepala Bidang yang membidangi guru untuk mempertanyakan konsekwensinya karena jarang masuk, sementara informasi yang didapat media ini guru tersebut justru tetap mengambil gajinya setiap bulannya. (Syahren)