Madinapos. com – Muara Batang Gadis.
Sudah 3 hari ini harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit turun dari semula Rp.900 per kilo gram kini (per tanggal 26/09/18) dibeli toke pengumpul hanya Rp.700 per kilo gram di tingkat petani di Desa Tabuyung Kecamatan Muara Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal, dengan kondisi ini Petani desak Pemerintah dapat membantu naikkan nilai penjualan mereka.
Menurut penuturan salah seorang petani Pardamean Nasution kepada awak media ini mengatakan bahwa harga belum sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan petani,“Menjerit kami bang dibuat harga sawit ini, masa harga hanya Rp.700 per kilo gram belum lagi dikurangi Rp. 250 per kg untuk bayar upah panennya sisanya tinggal sama kami hanya 450 per kg, dengan uang segitu kami dihadapkan dengan biaya menyemprot, menunas dan memupuk, apa cukup bang”, ungkapnya, di Desa Tabuyung Rabu (26/9).
Petani ini juga menjelaskan untuk biaya perawatan kebun sawit saat ini juga semakin mahal, “ditambah lagi harga harga herbisida dan pupuk terus saja melambung naik, bagaimana kami bisa merawat kebun sawit kami, baguslah nggak usa kami panen sawitnya biar aja situ membusuk toh buat apa juga dipanen tidak juga bisa menutup biaya kebun itu sendiri, belum lagi untuk makan kami sehari hari yang kami andalkan dari sawit itu la. Kondisi ini yang membuat kami menjerit”, kata Pardamean Nasution.
Menurut Pardamean, petani sangat dirugikan dengan kondisi seperti ini, karena itu kami mohon kepada pemerintah untuk dapat melakukan pengawasan harga sawit sehingga pihak PKS (Pabrik Kelapa Sawit) dan para tengkulak sawit dapat memaksimalkan harga untuk para petani sehingga harga sawit ini akan sebanding dengan harga di daerah lain, “karena sepanjang sepengetahuan kami bahwa harga di PKS daerah Riau TBS (Tandan Buah Segar) dihargai Rp.1200 per kilo gramnya”, Sebut Pardamean diakhir pembicaraannya.
Hal senada disampaikan Manirwan warga lainnya bahwa mereka cukup resah dengan harga TBS sawit akhir akhir ini,” mulai lebaran Idul Fitri kemaren harga TBS sawit gak pernah stabil harga tertingi Rp.1000 per kilogram dan saat ini turun lagi, kami petani kecil ini gak tau kemana harus mengadu padahal seputaran kampung kami ini ada sekita 3 sampai 4 PKS tapi harga selalu rendah”, kata petani ini.
“Belum lagi pupuk subsidi yang sangat kami harapkan dapat kami beli tak kunjung kami dapatkan karena tidak ada toko yang menjualnya dikampung kami ini sehingga ladang sawit kami tak pernah di pupuk lagi sementara kalau dibeli pupuk non subsidi harga nya cukup mahal dan tidak terjangkau uang kami”, tuturnya mengakhiri. (Safril)