Madinapos.com – Pematang Sidamanik
Nagori Saitbuttu Saribu, Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun adalah kampung yang saat ini sedang mengembangkan pola integrasi tanaman kopi dengan ternak lebah melalui kelompok Tani Maju Jaya.
Awal idenya itu, setiap petani yang bertanam kopi biasanya selalu bertemu dengan lebah (apis cerana sp) di kebun kopi dan biasanya ada yang menyengat ada juga yang tidak, ungkap Slamat Suryadi salah seorang petani kopi dan peternak lebah pola integrasi ini.
Pola ini sebenarnya belum maksimal, akan tetapi kita berprediksi menurunnya angka produksi tanaman kopi selama ini banyak dipengaruhi rendahnya penyerbukan bunga kopi yang didominasi lebah ” yah hampir 30%” ungkapnya.
Pertanyaannya, kenapa lebah tidak lagi dikebun kopi karena salah satu sebabnya tingginya penggunaan pestisida disekitar lingkungam perkebunan kopi itu, kata Slamat yang sudah menikah dan memiliki dua anak ini.
“Saat ini, saya bersama dengan kelompok Tani Maju Jaya mencoba memanipulasi sarang dengan penggunaan stup buatan (sarang lebah) yang diletakkan di sekitar tanaman kopi, yang penting pakannya cukup selain serbuk dari bunga kopi perlu pohon pelindung kopi yang memiliki bunga” ungkapnya.
Minggu lalu, pihak Starbuck datang dan mengundang kami untuk memberikan edukasi di SFC Brastagi “mereka sangat tertarik dan akan mengembangkan pola ini ditingkat petani dampingan mereka dan akan mengkampanyekan pola integrasi ini” ungkap Slamat.
Setelah menerapkan pola ini, bagaimana hasil produksi petani ?
Yang pertama, hasil tanaman kopi mengalami peningkatan produksi hampir 30% dikarenakan sempurnanya penyerbukan bunga kopi dan yang kedua petani memiliki nilai tambah ekonomis dari beternak lebah berupa madu murni , beepollen (serbuk bunga), lilin lebah dan royal jelly ” harganya cukup tinggi” ungkap Slamat.
Pola Integrasi ini pada akhirnya akan meninggalkan pola penanaman holtikultura (sayur, cabai atau jagung) yang selalu menggunakan pestisida yang justru sangat merugikan jumlah produksi kopi, ungkap Slamat.
Pangulu Nagori Sait Buttu Saribu bapak Ngatio mengatakan ” akan mensuport pengembangan pola ini selama itu sangat membantu taraf hidup petani”.(alqaf)