Menyisiasati Ekonomi Pertanian Regional Tabagsel
Oleh. M. Daud Batubara
Pertanian memegang peranan yang penting dalam pembangunan sektor pertanian maupun sektor non-pertanian. Pembangunan perekonomian di wilayah yang berbasis pertanian tetapi mengabaikan sektor pertanian dalam proses pembangunannya akan dapat mengalami stagnasi ekonomi. Karena selain memberikan kontribusi dalam pengembangan pangan, tenaga kerja dan modal dalam sektornya sendiri, sektor pertanian juga menyediakan pasar bagi barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor non-pertanian.
Setiap daerah di wilayah Tabagsel memiliki sumber daya yang berbeda satu sama lain sehingga sektor-sektor yang dianggap strategis sudah barang tentu akan berbeda satu sama lain. Untuk wilayah yang mempunyai lahan cukup luas dan mempunyai letak geografis serta iklim yang menguntungkan maka sektor pertanian jelas merupakan sektor yang sangat strategis bagi wilayah ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian dan pedesaan dapat membantu meningkatkan perekonomian wilayah. Secara tradisional, peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya dipandang pasif dan sebagai unsur penunjang semata. Namun para ekonom mulai menyadari bahwa daerah pedesaan pada umumnya dan sektor pertanian pada khususnya ternyata tidak hanya bersifat positif tetapi jauh lebih penting dari sekedar penunjang dalam proses pembangunan ekonomi secara keseluruhan.
Hal ini sudah dibuktikan oleh negara-negara maju seperti USA, Inggris, Kanada, Jepang dll. Negara-negara tersebut membuktikan bahwa pembangunan sektor pertanian dan pedesaan mereka dapat membantu perekonomian nasional mereka dengan memberikan kontibusi bagi perekonomian selain sektor industri yang sudah menjadi sektor andalan dalam perekonomian mereka. Berbagai kontribusi yang bisa diberikan meliputi: 1) Mensejahterakan petani; sektor pertanian merupakan sumber utama kehidupan dan pendapatan masyarakat petani, sehingga menumbuhkembangkan partisipasi petani dan mampu meningkatkan keadaan sosial ekonomi petani melalui peningkatan akses terhadap teknologi, modal, dan pasar. 2) Menyediakan pangan; yakni peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian wilayah adalah penyediaan bahan pangan bagi penduduk.
Dengan peranan pertanian sebagai penyedia bahan pangan yang relatif murah, telah memungkinkan biaya hidup di wilayah ini tergolong rendah di Indonesia. Dan rendahnya biaya hidup ini menjadi salah satu kekuatan yang menguntungkan. Keberhasilan dalam penyediaan bahan pangan yang cukup dan stabil memiliki peran yang besar dalam penciptaaan ketahanan pangan regional (food security) yang erta kaitannya dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan politik, 3) Sebagai wahana pemerataan pembangunan; untuk mengatasi kesenjangan pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antar wilayah.
Sebagai contoh, mengingat pembangunan besar-besaran terjadi di perkotaan, adapun masyarakat mayoritas berdomisili di pedeaan yang merupakan sumber sektor pertanian. Maka pembangunan pertanian harus didukung oleh pembangunan wilayah baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan sosial ekonomi kemasyarakatan. 4) Merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustri; Wilayah Tabagsel sebgaai regional mempunyai sumber daya pertanian yang sangat besar, namun produk pertanian umumnya mudah busuk, banyak makan tempat, dan musiman. Sehingga dalam era globalisasi dimana konsumen umumnya cenderung mengkonsumsi nabati alami setiap saat, dengan kualitas tinggi, tidak busuk, dan makan tempat, maka peranan agroindustri akan memancing keberadaanya di wilayah ini.
Jika sektor pertanian terus ditingkatkan maka diharapkan sektor ini mampu menghasilkan pangan dan bahan mentah yang cukup bagi pemenuhan kebutuhan rakyat, meningkatkan daya beli rakyat, dan mampu melanjutkan proses industrialisasi. 5) Menghasilkan pendapatan bagi daerah; sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi daerah. Salah satu subsektor andalannya adalah subsektor perkebunan, seperti ekspor komoditas karet, kopi, teh, kakao, dan minyak sawit. Keseluruhan ini bila dikelola dengan baik dalam satu sistem akan dapat menghasilkan pendapat dan berbagai retribusi dalam prosesnya, baik pada sistem tranfortasi maupun pola perdagangannya.
Pada skala nasional lima tahun terakhir, subsektor perkebunan secara konsisten menyumbang devisa dengan rata-rata nilai ekspor produk primernya (belum termasuk nilai ekspor produk olahan perkebunan) mencapai US$ 4 milyar per tahun. Sumbangan sector pertanian terhadap pembangunan dan devisa negara ditentukan oleh produktivitas dari sector ini. Karena sektor ini memilik sumbangan besar terhadap perekonomian nasional, maka rendahnya produktivitas pertanian akan berpengaruh terhadap produktivitas perekonomian secara keseluruhan.
Sumbangan terbesar sektor pertanian selama PJP I (Pembangunan Jangka Panjang) adalah tercapainya swasembada pangan, khususnya beras dalam tahun. Pada masa tersebut Indonesia mampu mengekspor beras ke beberapa negara miskin sehingga dapat menambah devisa. Dampak swasembada tersebut adalah meningkatnya pendapatan masyarakat, kualitas gizi, serta penghematan devisa. Selain itu, swasembada pangan juga telah meningkatkan kestabilan ekonomi nasional. 6) Menyediakan lapangan pekerjaan; sektor pertanian memiliki peran penting dalam menyerap tenaga kerja. Subsektor perkebunan memberikan kontribusinya dalam pembangunan wilayah ini.
Jumlah tenaga kerja yang terserap oleh subsektor ini sangat signipikan. Kontribusi dalam penyediaan lapangan pekerjaannya pun mempunyai nilai tambah tersendiri, karena subsektor perkebunan menyediakan lapangan kerja di pedesaan dan daerah terpencil. Dengan demikian, selain menyediakan lapangan kerja subsektor perkebuna ikut mengurangi arus urbanisasi. 7) Tetap mempertahankan kelestarian sumber daya (peranan dalam pelestarian lingkungan hidup; Tidak ada satu pun negara di dunia seperti Indonesia yang kaya akan beraneka ragam sumber daya pertanian secara alami (endowment factor). Hal yang sama juga merupakan anugerah yang tiada tara bagi wilayah tabagsel. Maka diharapkan dalam penggunaannya sumber daya ini digunakan secara optimal dan tetap memperhatikan aspek kelestarian sumber daya pertanian.
Sangat jelas terlihat bagaimana kontribusi ekonomi pertanian terhadapkeberadaan daerah ini dengan segala potensinya. Hal paling utama secara antropologi bahwa masyarakat Tabagsel pada umumnya adalah petani. Kondisi ini merupakan bagian dari anugerah alam terhadap masyarakatnya. Keberadan sebagai petani telah berlangsung lama sehingga menjadi keterampina yang alami dan telah mengkristal. Bukan hal yang mudah untuk menciptakan karakter petani yang penuh dengan kesabaran dalam prosesnya.
Sangat penting disiasati pola dominasi pembangunan kewilayahan dari daerah ini untuk bersinergi dalam kajian ekonomi pertanian secara logis. Tiap daerah dalam satu wilayah ini harus segera membuat program bersama yang dapat mengatasi kondisi kekinian petani kita yang seperti tikus mati di lumbung. Dengan hamparan Bumi Tabagsel yang sangat luas dan subur harus mampu menghempang daerah sekitar kita yang selama ini telah menjadi pemasok hasil pertanian. Kita harus mampu hentikan suasana masyarakat kita yang berprofesi sebagai petani akan tetapi mengkonsumsi hasil pertanian dari daerah tetangga.